|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kita seringkali tidak menikmati berkat-berkat yang telah Tuhan sediakan karena tidak berpegang pada ketetapanNya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berpegang Pada PerintahNya |
|
Berpegang Pada PerintahNya |
|
Sabtu, 04 Januari 2020 |
|
|
|
 |
|
Berpegang Pada PerintahNya |
|
Mazmur 89:32-33 |
|
|
|
|
|
|
Ada banyak orang Kristen tidak tertarik dan ’merasa jengah’ jika mendengar khotbah tentang ketaatan. Karena banyak yang berpikir, ketaatan selalu identik dengan larangan-larangan. Misal, tidak boleh ini tidak boleh itu, pantang melanggar, jika melanggar ada sanksi atau konsekuensinya yang akan di tanggungnya. Seperti tertulis: ’maka Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dengan pukulan-pukulan.[ayat 32]. Karena itu tidaklah mengherankan jika orang lebih tertarik mendengar khotbah tentang berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mujizat dan sebagainya.
Yang harus dipahami adalah bahwa berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mujizat adalah dampak atau upah ’bukan identik’ dari ketaatan seseorang dalam melakukan perintah Tuhan.
Yang harus dipahami adalah ketaatan bukanlah sebatas larangan untuk melakukan sesuatu atau keharusan melakukan sesuatu. Tetapi merupakan keseluruhan gaya hidup yang semestinya dimiliki setiap ...selengkapnya » |
Ada banyak orang Kristen tidak tertarik dan ’merasa jengah’ jika mendengar khotbah tentang ketaatan. Karena banyak yang berpikir, ketaatan selalu identik dengan larangan-larangan. Misal, tidak boleh ini tidak boleh itu, pantang melanggar, jika melanggar ada sanksi atau konsekuensinya yang akan di tanggungnya. Seperti tertulis: ’maka Aku akan membalas pelanggaran mereka dengan gada, dengan pukulan-pukulan.[ayat 32]. Karena itu tidaklah mengherankan jika orang lebih tertarik mendengar khotbah tentang berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mujizat dan sebagainya.
Yang harus dipahami adalah bahwa berkat, keberhasilan, kemenangan, pemulihan, kesembuhan, mujizat adalah dampak atau upah ’bukan identik’ dari ketaatan seseorang dalam melakukan perintah Tuhan.
Yang harus dipahami adalah ketaatan bukanlah sebatas larangan untuk melakukan sesuatu atau keharusan melakukan sesuatu. Tetapi merupakan keseluruhan gaya hidup yang semestinya dimiliki setiap orang percaya.
Ketika ketaatan sudah menjadi gaya hidup dalam diri kita, maka melakukan ketetapan-ketetapan Tuhan bukan lagi menjadi suatu beban atau hal yang memberatkan. Melainkan menjadi sebuah kesukaan. Tuhan Yesus telah memberikan keteladanan dalam ketaatan-Nya kepada Bapa sebagai gaya hidup di sepanjang hidup-Nya. Hal itu tersirat dari pernyataan-Nya, ’Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.’
Perintah Tuhan bukan bertujuan untuk membebani, namun sesungguhnya untuk kebaikan kita. Tuhan menghendaki agar kita mengalami kebaikan, kasih setia, kebenaran, kemurahanNya. Sehingga rencana-Nya tergenapi, yaitu kehidupan berkelimpahan dan masa depan penuh harapan. Namun sayang, banyak orang memilih untuk tidak taat mengikuti jalan Tuhan. Padahal ’Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian dan peringatan-peringatan-Nya.’ [Mazmur 25:10]. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadikan ketetapan-ketetapan-Nya menjadi gaya hidup kita? Seharusnya !!??
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
 |
|
 |
|
|
|