|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam kesengsaraanku. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Apa Yang Kita Konsumsi ? |
|
Apa Yang Kita Konsumsi ? |
|
Jumat, 26 Mei 2017 |
|
|
|
|
|
Apa Yang Kita Konsumsi ? |
|
Amsal 7:2 |
|
|
|
|
|
|
Pola hidupnya sangat tidak sehat. Merokok sudah menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tergolong makanan yang kurang baik untuk kesehatan. Tidak menyukai buah, apalagi sayur. Olahraga tidak pernah sekalipun dilakukan. Setelah menjalani pola hidup seperti itu tanpa mau mendengarkan saran dari orang-orang di sekitarnya, masalah mulai muncul. Penyakit itu datang menggerogoti tubuhnya. Dan sudah terlambat untuk menyingkirkan semua racun yang timbul akibat salah mengkonsumsi makanan. Kisah hidup saudara saya ini mengingatkan saya, apa yang masuk ke dalam tubuh jasmani kita akan sangat menentukan kondisi kesehatan tubuh kita.
Demikian juga kesehatan rohani kita akan dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi sehari-hari. Apa yang kita masukkan ke dalam otak kita melalui pendengaran, penglihatan dan pembacaan, apakah sudah cukup sehat untuk kesehatan rohani kita? Kemajuan teknologi menawarkan banyak kemudahan dalam kita mengakses informasi. Dalam waktu yang singkat kita bisa dengan mudah mengikuti berita-berita yang ada di dunia ini. Melalui media televisi, koran, internet, segala informasi yang ingin kita ketahui akan cepat masuk dalam otak kita. Begitu banyak berita yang menggoda untuk kita ketahui. Tapi apakah kita sadar, berita-berita itu seringkali mengacak-acak emosi kita, membangkitkan kebencian, memupuskan pengh...selengkapnya » |
Pola hidupnya sangat tidak sehat. Merokok sudah menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tergolong makanan yang kurang baik untuk kesehatan. Tidak menyukai buah, apalagi sayur. Olahraga tidak pernah sekalipun dilakukan. Setelah menjalani pola hidup seperti itu tanpa mau mendengarkan saran dari orang-orang di sekitarnya, masalah mulai muncul. Penyakit itu datang menggerogoti tubuhnya. Dan sudah terlambat untuk menyingkirkan semua racun yang timbul akibat salah mengkonsumsi makanan. Kisah hidup saudara saya ini mengingatkan saya, apa yang masuk ke dalam tubuh jasmani kita akan sangat menentukan kondisi kesehatan tubuh kita.
Demikian juga kesehatan rohani kita akan dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi sehari-hari. Apa yang kita masukkan ke dalam otak kita melalui pendengaran, penglihatan dan pembacaan, apakah sudah cukup sehat untuk kesehatan rohani kita? Kemajuan teknologi menawarkan banyak kemudahan dalam kita mengakses informasi. Dalam waktu yang singkat kita bisa dengan mudah mengikuti berita-berita yang ada di dunia ini. Melalui media televisi, koran, internet, segala informasi yang ingin kita ketahui akan cepat masuk dalam otak kita. Begitu banyak berita yang menggoda untuk kita ketahui. Tapi apakah kita sadar, berita-berita itu seringkali mengacak-acak emosi kita, membangkitkan kebencian, memupuskan pengharapan, melunturkan kesetiakawanan, menimbulkan banyak kekhawatiran, memunculkan permusuhan dan pada akhirnya merampas sukacita dan damai sejahtera kita.
Jangan biarkan pikiran dan hati kita diisi dengan “makanan” yang tidak menyehatkan, tapi isilah dengan “makanan” yang memberi kehidupan [Amsal 7:2], yang memberi ketentraman [Mazmur 119:165], dan yang membuat tidak binasa [Mazmur 119:92]. Izinkan Firman Tuhan mengisi pikiran dan hati kita, memberi kesehatan bagi rohani kita, sehingga tidak ada penyakit rohani yang mampir dalam hidup kita. Sakit hati, ketakutan, kekhawatiran, kebencian, dendam tidak akan menjangkiti kita, ketika kita memutuskan untuk mengkonsumsi “makanan” rohani yang sehat, dan menjalani pola hidup yang sehat dengan persekutuan dengan-Nya. [RH]
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|