|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Marilah kita tetap bertahan dalam iman, tetap melayani Tuhan, dan terus maju sampai akhir walau dalam keadaan sulit sekalipun karena kita akan menerima janji-janji Allah.”
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ayo Tetap Semangat |
|
Ayo Tetap Semangat |
|
Sabtu, 09 September 2017 |
|
|
|
|
|
Ayo Tetap Semangat |
|
Ibrani 6:9-12 |
|
|
|
|
|
|
Kita tahu bahwa beberapa gereja begitu memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi dalam menumbuhkan iman jemaatnya dengan berbagai cara atau metode yang telah ditempuhnya. Misalnya saja kita tahu ada gereja yang menekankan doa yang luar biasa untuk membangun jemaat memiliki ketekunan dan kedekatan dengan Tuhan. Sementara di gereja lain memiliki semangat yang lain lagi. Pemuridan, misalnya. Melalui penekanan pada pembentukan karakter, diharapkan jemaatnya memiliki karakter Kristus. Sungguh membanggakan jemaat yang memiliki gairah untuk bertumbuh sebab jemaat seperti ini memiliki masa depan yang baik untuk mencapai visi dan misi gereja. Pertanyaannya: ada apa dalam semangat itu? Jawabnya adalah karena dalam semangat ada kekuatan “iman dan pengharapan” untuk menerima janji Allah sekarang dan selamanya. Oleh sebab itu tidak heran apabila penulis surat Ibrani dengan tegas menegur jemaat Yahudi yang telah menerima Kristus namun mereka mengalami kemunduran, sehingga mereka tidak memiliki pengharapan yang kuat dalam Tuhan.
Sekalipun jemaat Ibrani mengalami kemunduran iman dalam Kristus [bahkan banyak yang kembali pada agama Yudaisme], tetapi menurut penulis surat Ibrani, masih ada harapan dalam Tuhan. Dengan kata lain mereka masih memiliki banyak hal yang baik yang ...selengkapnya » |
Kita tahu bahwa beberapa gereja begitu memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi dalam menumbuhkan iman jemaatnya dengan berbagai cara atau metode yang telah ditempuhnya. Misalnya saja kita tahu ada gereja yang menekankan doa yang luar biasa untuk membangun jemaat memiliki ketekunan dan kedekatan dengan Tuhan. Sementara di gereja lain memiliki semangat yang lain lagi. Pemuridan, misalnya. Melalui penekanan pada pembentukan karakter, diharapkan jemaatnya memiliki karakter Kristus. Sungguh membanggakan jemaat yang memiliki gairah untuk bertumbuh sebab jemaat seperti ini memiliki masa depan yang baik untuk mencapai visi dan misi gereja. Pertanyaannya: ada apa dalam semangat itu? Jawabnya adalah karena dalam semangat ada kekuatan “iman dan pengharapan” untuk menerima janji Allah sekarang dan selamanya. Oleh sebab itu tidak heran apabila penulis surat Ibrani dengan tegas menegur jemaat Yahudi yang telah menerima Kristus namun mereka mengalami kemunduran, sehingga mereka tidak memiliki pengharapan yang kuat dalam Tuhan.
Sekalipun jemaat Ibrani mengalami kemunduran iman dalam Kristus [bahkan banyak yang kembali pada agama Yudaisme], tetapi menurut penulis surat Ibrani, masih ada harapan dalam Tuhan. Dengan kata lain mereka masih memiliki banyak hal yang baik yang mengandung keselamatan [ayat 9]. Artinya bahwa jemaat Ibrani belum habis, masih ada kesempatan karena Tuhan itu adil dan tetap memperhitungkan pekerjaan pelayanan dan kasih jemaat Ibrani yang ditujukan kepada Tuhan maupun kepada orang-orang kudus [ayat 10]. Hanya saja mereka masih lamban dan sulit bertumbuh [ayat 12; bnd. 5:12]. Menurut penulis surat Ibrani bahwa iman dan pengharapan adalah “saudara kembar” yang tidak terpisahkan. Sebab barangsiapa memiliki iman yang kuat, maka ia akan berdiri dalam pengharapan yang teguh. Sebaliknya barangsiapa kendor imannya, maka lemah pula pengharapannya seperti iman Abraham yang tetap memiliki pengharapan. Dan pengharapan itu tidak mengecewakan [ayat 14, 15].
Saudara kekasih Tuhan, marilah dengan rendah hati kita mengevaluasi perjalanan iman kita. Seperti apakah wajah iman kita, bagaimana pengiringan kita bahkan pelayanan kita kepada Tuhan? Semakin baikkah atau justru mengalami penurunan dan kemunduran? Tentu saudara yang tahu. Apabila sekarang saudara dalam tingkat “on fire” pertahankan. Tetapi apabila kita sedang mengalami kemunduran bahkan penurunan drastis: rasa-rasanya mau berhenti dari pelayanan; berhenti dari semangat membangun diri dalam komunitas rohani. Kita perlu jujur di hadapan Tuhan. Barangkali ada sesuatu yang merintangi pertumbuhan iman kita. Mungkin kita sedang menghadapi pencobaan dan ujian hidup yang berat. Dalam situasi seperti itu apakah kita harus mundur mengorbankan iman kita? Ataukah kita bertahan dalam iman, tetap melayani Tuhan walau berat dan terus berjalan maju sampai akhir? Tentu yang terakhir ini menjadi pilahan kita bersama. Tetap semangat!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|