|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangan jauhi orang yang bermasalah karena melalui mereka, kita bisa belajar mengubah karakter kita menjadi lebih baik. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Belajar Dari Lingkungan |
|
Belajar Dari Lingkungan |
|
Kamis, 23 Februari 2017 |
|
|
|
|
|
Belajar Dari Lingkungan |
|
Amsal 27:17 |
|
|
|
|
|
|
Di tempat saya bekerja, ada seorang teman yang selalu menjadi sasaran bullying teman-teman yang lain. Memang sih orangnya sangat nggemesin. Sok tahu, kepedean, suka nimbrung kalau ada orang bicara, sok pintar, sering melakukan kesalahan tapi tidak pernah mengakui. Itu yang membuat dia dijauhi teman-temannya. Saya suka tidak tega melihatnya diperlakukan tidak baik oleh teman-teman kami. Himbauan saya supaya memperlakukan dia dengan wajar, tidak pernah didengarkan oleh mereka. Ada seorang teman yang bertanya, “Kenapa Tuhan mempertemukan saya dengan orang macam itu? Akan lebih baik kalau saya tidak kenal dia supaya saya tidak benci dengan nya.”
Seringkali kita tidak menyadari bahwa ketika kita ditempatkan di suatu komunitas, dipertemukan dengan banyak orang adalah bagian dari rencana-Nya. Bukan suatu kebetulan belaka, tapi Tuhan kita sudah mengatur sedemikian rupa supaya kita bertemu, bergaul dengan banyak orang dengan beragam karakter. Maksud dan tujuan Tuhan jelas, supaya kita belajar mengaplikasikan setiap pengajaran Firman yang sudah kita dengar. Amsal 27:17 menyatakan “Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.” Kalau kita jeli dan mau terbuka, kita bisa belajar banyak dari kehadiran orang-orang di sekitar kita. Asal hati dan pikiran kita tida...selengkapnya » |
Di tempat saya bekerja, ada seorang teman yang selalu menjadi sasaran bullying teman-teman yang lain. Memang sih orangnya sangat nggemesin. Sok tahu, kepedean, suka nimbrung kalau ada orang bicara, sok pintar, sering melakukan kesalahan tapi tidak pernah mengakui. Itu yang membuat dia dijauhi teman-temannya. Saya suka tidak tega melihatnya diperlakukan tidak baik oleh teman-teman kami. Himbauan saya supaya memperlakukan dia dengan wajar, tidak pernah didengarkan oleh mereka. Ada seorang teman yang bertanya, “Kenapa Tuhan mempertemukan saya dengan orang macam itu? Akan lebih baik kalau saya tidak kenal dia supaya saya tidak benci dengan nya.”
Seringkali kita tidak menyadari bahwa ketika kita ditempatkan di suatu komunitas, dipertemukan dengan banyak orang adalah bagian dari rencana-Nya. Bukan suatu kebetulan belaka, tapi Tuhan kita sudah mengatur sedemikian rupa supaya kita bertemu, bergaul dengan banyak orang dengan beragam karakter. Maksud dan tujuan Tuhan jelas, supaya kita belajar mengaplikasikan setiap pengajaran Firman yang sudah kita dengar. Amsal 27:17 menyatakan “Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya.” Kalau kita jeli dan mau terbuka, kita bisa belajar banyak dari kehadiran orang-orang di sekitar kita. Asal hati dan pikiran kita tidak tertutup dengan kebencian, kehadiran orang-orang bermasalah dapat mengubah karakter kita menjadi lebih baik. Firman Tuhan mengajarkan kesabaran, pengendalian diri, kerendahan hati, saling mengasihi, kemurahan. Di mana kita bisa menerapkannya? Tentunya di lingkungan di mana kita beradalah sarana bagi kita mempraktekkan semua pelajaran itu. Dan keluarga kita, teman-teman kita adalah kepada siapa kita melakukan Firman Tuhan.
Bagaimana kita belajar sabar kalau tidak ada orang yang menjengkelkan? Belajar mengasihi kepada orang yang terbuang, mengendalikan diri untuk tidak terus menerus meluapkan kebencian. Saat kita memahami rencana-Nya atas kehadiran orang-orang yang membuat kita emosi, maka kita akan sampai pada titik di mana kebencian tidak akan menguasai hati dan pikiran kita. Justru rasa syukur karena Dia menyediakan “alat” untuk kita mempraktekkan Firman Tuhan. Dan seandainya ada teman kita yang bertanya kenapa Tuhan mempertemukan saya dengan orang macam itu, kita pasti bisa memberikan jawaban dengan bijak.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|