|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sejarah bukan sekedar suatu catatan peristiwa, tetapi pengalaman berharga yang dapat kita jadikan pelajaran hidup. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Belajar Dari Sejarah |
|
Belajar Dari Sejarah |
|
Rabu, 18 Juli 2018 |
|
|
|
|
|
Belajar Dari Sejarah |
|
Daniel 5:10 |
|
|
|
|
|
|
Sejarah berulang-ulang menunjukkan bagaimana people power menumbangkan pemerintahan yang dipimpin diktator. Rakyat yang tertindas sewaktu-waktu dapat meledak kekuatan dahsyat yang sanggup mengancurkan sang penguasa. Dimulai dari Marcos di Filipina, Suharto di Indonesia, sampai Husni Mobarak di Mesir. Penguasa yang tumbang itu tidak belajar dari sejarah, sehingga mereka sekarang hanya tinggal sejarah.
Raja Belsyazar rupanya juga tidak belajar dari sejarah. Ia lupa bahwa ayahnya pernah dihukum Tuhan hingga hidup seperti hewan. Sang ayah, Nebukadnezar berlaku sombong di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Belsyazar mengulanginya dengan mengulangi kesalahan yang sama. Kekuasaan membuatnya tidak takut siapapun, bahkan pada Allah Israel yang ia kenal melalui riwayat hidup ayahnya. Ia berani melecehkan hadirat-Nya. Pencemaran benda-benda kudus Tuhan merupakan tindakan sengaja menentang Allah yang hidup. Tuhan menghukumnya, kerajaannya terpecah menjadi dua dan maut menjemputnya.
S...selengkapnya » |
Sejarah berulang-ulang menunjukkan bagaimana people power menumbangkan pemerintahan yang dipimpin diktator. Rakyat yang tertindas sewaktu-waktu dapat meledak kekuatan dahsyat yang sanggup mengancurkan sang penguasa. Dimulai dari Marcos di Filipina, Suharto di Indonesia, sampai Husni Mobarak di Mesir. Penguasa yang tumbang itu tidak belajar dari sejarah, sehingga mereka sekarang hanya tinggal sejarah.
Raja Belsyazar rupanya juga tidak belajar dari sejarah. Ia lupa bahwa ayahnya pernah dihukum Tuhan hingga hidup seperti hewan. Sang ayah, Nebukadnezar berlaku sombong di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Belsyazar mengulanginya dengan mengulangi kesalahan yang sama. Kekuasaan membuatnya tidak takut siapapun, bahkan pada Allah Israel yang ia kenal melalui riwayat hidup ayahnya. Ia berani melecehkan hadirat-Nya. Pencemaran benda-benda kudus Tuhan merupakan tindakan sengaja menentang Allah yang hidup. Tuhan menghukumnya, kerajaannya terpecah menjadi dua dan maut menjemputnya.
Sungguh mengerikan akibat yang harus diderita karena kesombongan. Kitapun harus belajar dari riwayat hidup tokoh Alkitab, baik keteladanan maupun kesalahan yang mereka lakukan. Untuk itu, semestinya kita bukan sekedar membaca Alkitab, tetapi juga menyimak keteladanan apa yang kita pelajari dari tiap tokoh dan peringatan apa yang perlu kita camkan baik-baik.
Kita juga punya “sejarah” dalam kehidupan pribadi kita masing-masing. Pengalaman hidup yang Tuhan ijinkan terjadi sepanjang kehidupan kita. Kiranya kita tidak terjatuh ke dalam kesalahan yang sama. Biarlah hidup kita akan terus di asah sehingga semakin sepadan dengan kebenaran Allah.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|