|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah!
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berbahagia |
|
Berbahagia |
|
Rabu, 10 April 2019 |
|
|
|
Memperoleh kebahagiaan dalam hidup merupakan keinginan setiap orang di dunia ini. Tidak ada manusia yang menginginkan hidupnya berada dalam penderitaan. Dan biasanya kebahagiaan itu akan muncul ketika apa yang diinginkan terpenuhi. Seperti, memilki keluarga yang harmonis, mendapatkan keberhasialan dalam pekerjaan, memiliki harta kekayaan. Itu merupakan sebagian kecil contoh yang dapat kita lihat. Namun, masih banyak hal tentunya faktor yang mempengaruhi. Kebahagiaan akan mempengaruhi kehidupan manusia, membuat seseorang bergairah dalam menjalani hidupnya, dalam keluarga, pekerjaan maupun dalam kehidupan sosialnya. Memiliki segala sesuatu memang akan membuat bahagia, namun sebagai orang percaya apakah kebahagian kita ditentukan oleh apa yang kita miliki saja?
Sebagai orang percaya kita dituntut untuk memiliki kualitas kehidupan yang berbeda dengan orang yang belum percaya. Jika orang-orang diluar sana memiliki standar kebahagiaan diukur dengan materi, maka kita haruslah berbeda dengan pemikiran tersebut. Kebahagiaan kita haruslah terpusat pada Allah. Kita patut berbahagia karena kita telah dijamin memiliki hidup yang kekal. Oleh sebab itu kita pun harus hidup untuk menyatakan kasih Allah kepada semua orang. Kita lihat dalam Mazmur 41:2 “ Berbahagialah orang yang ...selengkapnya » |
Memperoleh kebahagiaan dalam hidup merupakan keinginan setiap orang di dunia ini. Tidak ada manusia yang menginginkan hidupnya berada dalam penderitaan. Dan biasanya kebahagiaan itu akan muncul ketika apa yang diinginkan terpenuhi. Seperti, memilki keluarga yang harmonis, mendapatkan keberhasialan dalam pekerjaan, memiliki harta kekayaan. Itu merupakan sebagian kecil contoh yang dapat kita lihat. Namun, masih banyak hal tentunya faktor yang mempengaruhi. Kebahagiaan akan mempengaruhi kehidupan manusia, membuat seseorang bergairah dalam menjalani hidupnya, dalam keluarga, pekerjaan maupun dalam kehidupan sosialnya. Memiliki segala sesuatu memang akan membuat bahagia, namun sebagai orang percaya apakah kebahagian kita ditentukan oleh apa yang kita miliki saja?
Sebagai orang percaya kita dituntut untuk memiliki kualitas kehidupan yang berbeda dengan orang yang belum percaya. Jika orang-orang diluar sana memiliki standar kebahagiaan diukur dengan materi, maka kita haruslah berbeda dengan pemikiran tersebut. Kebahagiaan kita haruslah terpusat pada Allah. Kita patut berbahagia karena kita telah dijamin memiliki hidup yang kekal. Oleh sebab itu kita pun harus hidup untuk menyatakan kasih Allah kepada semua orang. Kita lihat dalam Mazmur 41:2 “ Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka’’. Ayat ini merupakan sabda bahagia dari perjanjian lama. Kata memperhatikan dalam bahasa ibrani berarti ‘memikirkan orang lain’ dan kata lemah berarti ‘orang yang membutuhkan’. Pasti banyak orang disekitar kita yang membutuhkan. Mungkin membutuhkan kasih, pengarapan dan pengetahuan akan Allah. Kita dapat menunjukkan kepedulian kita kepada mereka meski tidak dapat menyelesaikan semua masalah mereka. Mungkin kita tidak punya banyak uang untuk membantu, tapi kita dapat memberi diri kita. Kita tunjukkan bahwa kita memikirkan orang-orang yang membutuhkan. Mendengarkan mereka bercerita, memperlakukan mereka dengan hormat dan sopan dan mendoakan. Dengan melakukan tindakan kasih, maka sesungguhnya kita adalah termasuk orang-orang yang berbahagia karena kita dapat melakukan apa yang diperintahkan Allah bagi kita dan menjadi berkat bagi orang lain. Berbahagialah ketika hidup kita bisa bermanfaat bagi orang lain.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|