|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Waspada! berjaga-jagalah senantiasa dalam menjalani kemerdekaan yang telah diterima!! |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berjaga-Jaga Dalam Menjalani Kemerdekaan |
|
Berjaga-Jaga Dalam Menjalani Kemerdekaan |
|
Rabu, 21 Agustus 2019 |
|
|
|
|
|
Berjaga-Jaga Dalam Menjalani Kemerdekaan |
|
Efesus 6:10-18 |
|
|
|
|
|
|
Ketika gaung kemerdekaan digemakan oleh Presiden Ir. Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1945, sontak secara spontan dan penuh dengan euforia, segenap bangsa Indonesia menyambut dengan gembira dan sorak-sorai. Betapa tidak, bangsa Indonesia yang bertahun-tahun dijajah oleh penjajah dan tidak memiliki hak dan kebebasan, seketika menerima kemerdekaan yang sudah sangat lama ditunggu-tunggu. Namun demikian, kemerdekaan yang diproklamirkan tersebut mendapat ancaman dari penjajah lain yang berusaha kembali menggagalkan dan membatalkan serta bertujuan untuk merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Dengan usaha para Pahlawan, salah satunya adalah Bung Tomo di Surabaya, rencana pengambil-alihan kemerdekaan Indonesia oleh penjajah sanggup diatasi. Kendatipun demikian, hingga saat ini ancaman selalu saja datang. Dan yang paling mengancam bukan datang dari luar, namun dari bangsa sendiri, yang mencoba merubah dan menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Itu artinya, didalam menjalani kemerdekaan yang telah diraih dari penjajah, bangsa Indonesia masih harus terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan bangsa tersebut sampai saat ini.
Demikian juga dalam kemerdekaan rohani, tidak bisa dipungkiri bahwa orang percaya [walaupun...selengkapnya » |
Ketika gaung kemerdekaan digemakan oleh Presiden Ir. Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1945, sontak secara spontan dan penuh dengan euforia, segenap bangsa Indonesia menyambut dengan gembira dan sorak-sorai. Betapa tidak, bangsa Indonesia yang bertahun-tahun dijajah oleh penjajah dan tidak memiliki hak dan kebebasan, seketika menerima kemerdekaan yang sudah sangat lama ditunggu-tunggu. Namun demikian, kemerdekaan yang diproklamirkan tersebut mendapat ancaman dari penjajah lain yang berusaha kembali menggagalkan dan membatalkan serta bertujuan untuk merebut kembali kemerdekaan Indonesia. Dengan usaha para Pahlawan, salah satunya adalah Bung Tomo di Surabaya, rencana pengambil-alihan kemerdekaan Indonesia oleh penjajah sanggup diatasi. Kendatipun demikian, hingga saat ini ancaman selalu saja datang. Dan yang paling mengancam bukan datang dari luar, namun dari bangsa sendiri, yang mencoba merubah dan menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Itu artinya, didalam menjalani kemerdekaan yang telah diraih dari penjajah, bangsa Indonesia masih harus terus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan bangsa tersebut sampai saat ini.
Demikian juga dalam kemerdekaan rohani, tidak bisa dipungkiri bahwa orang percaya [walaupun sudah mengalami kemerdekaan], mesti tetap berjuang didalam menjalani serta mempertahankan kemerdekaan yang telah diterimanya tersebut. Perjuangan tidak serta-merta berhenti ketika seseorang telah sukses meraih kemerdekaannya. Justru realitanya, perjuangan didalam menjalankan dan menghidupi kemerdekaan malah semakin besar. Ketika manusia dimerdekakan dari perbudakan dosa, manusia mengalami pembebasan dari perbudakan iblis. Pengorbanan Yesus merupakan satu-satunya cara agar manusia mengalami kemerdekaan sejati. Ketika kemerdekaan telah diterima oleh manusia, iblis tidak tinggal diam. Iblis yang digambarkan sebagai “penjajah” rohani terus mencoba untuk merusak kemerdekaan yang telah diterima oleh orang percaya [bd. 1 Ptr. 5:8]. Bahkan iblis selalu menunggu waktu yang tepat untuk kembali mencobai [bd. Luk. 4:13].
Oleh karena itu, sebagai orang yang telah dimerdekakan oleh darah Yesus, hendaknya setiap orang percaya tidak kemudian menjadi “sombong” dan mempergunakan kebebasan sekehendak hatinya. Ingat bahwa iblis selalu mencari celah dan kesempatan untuk merusak kemerdekaan yang telah dimiliki orang percaya. Tidak sedikit orang percaya yang telah merdeka, dikemudian hari jatuh kembali dalam perbudakan dosa. Rasul Paulus dalam Kitab Efesus mengingatkan kita supaya berjaga-jaga dan senantiasa mempergunakan perlengkapan senjata Allah untuk memerangi siasat si iblis. Dalam berjaga-jaga orang percaya perlu siap setiap waktu, hidup dalam kebenaran firman, memiliki hati yang rindu untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, memiliki iman yang teguh dalam Tuhan, tetap hidup dalam keselamatan yang telah dianugerahkan Tuhan melalui pengorbanan Yesus, dan jangan lupa untuk terus hidup dalam doa, baik secara individu maupun korporat; untuk diri sendiri, terutama untuk orang lain.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|