|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Seperti Tuhan Yesus menempatkan anak-anak pada posisi yang sangat penting, hendaklah kita pun mengajar anak-anak kita dengan bertanggung jawab dan takut akan Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Buah Apel Yang Menyeramkan |
|
Buah Apel Yang Menyeramkan |
|
Kamis, 11 Mei 2017 |
|
|
|
|
|
Buah Apel Yang Menyeramkan |
|
Matius 18:1-5 |
|
|
|
|
|
|
Seorang ibu muda protes kepada guru Sekolah Minggu yang mengajar anaknya. ’Didit mogok makan apel, Miss. Katanya apel itu buah yang menyeramkan karena Hawa jatuh dalam dosa gara-gara makan buah itu. Padahal yang dimakan kan buah pengetahuan baik dan jahat, Miss?’
Minggu berikutnya guru itu menasihati Didit agar dia mau makan apel. Didit bersikeras, ’Miss Maya sendiri yang cerita bahwa Hawa berdosa sebab makan buah apel yang dilarang Tuhan.’ Guru itu memutar otak sejenak, lalu berdalih, ’Yang dimakan Hawa itu apel jenis ’Pengetahuan Baik dan Jahat’, Dit. Jadi kalau kita makan apel jenis lain, misalnya apel Malang, apel Fuji atau apel Washington ... yaaa tidak apa-apa.’
Anekdot di atas menggambarkan betapa orang dewasa, baik orang tua maupun guru Sekolah Minggu, terkadang menyampaikan kisah-kisah dari Alkitab secara kurang tepat kepada anak-anak. Parahnya lagi, setelah sadar bahwa ada yang keliru dalam penyampaiannya, orang dewasa bukannya mengakui dan m...selengkapnya » |
Seorang ibu muda protes kepada guru Sekolah Minggu yang mengajar anaknya. ’Didit mogok makan apel, Miss. Katanya apel itu buah yang menyeramkan karena Hawa jatuh dalam dosa gara-gara makan buah itu. Padahal yang dimakan kan buah pengetahuan baik dan jahat, Miss?’
Minggu berikutnya guru itu menasihati Didit agar dia mau makan apel. Didit bersikeras, ’Miss Maya sendiri yang cerita bahwa Hawa berdosa sebab makan buah apel yang dilarang Tuhan.’ Guru itu memutar otak sejenak, lalu berdalih, ’Yang dimakan Hawa itu apel jenis ’Pengetahuan Baik dan Jahat’, Dit. Jadi kalau kita makan apel jenis lain, misalnya apel Malang, apel Fuji atau apel Washington ... yaaa tidak apa-apa.’
Anekdot di atas menggambarkan betapa orang dewasa, baik orang tua maupun guru Sekolah Minggu, terkadang menyampaikan kisah-kisah dari Alkitab secara kurang tepat kepada anak-anak. Parahnya lagi, setelah sadar bahwa ada yang keliru dalam penyampaiannya, orang dewasa bukannya mengakui dan meralat tetapi berkelit alias ’ngeles’. Padahal apa yang kita sampaikan kepada anak-anak di masa kecilnya akan tertanam kuat dalam ingatan dan memberi pengaruh besar pada sikap dan tindak tanduknya.
Tuhan Yesus sendiri menganggap bahwa anak-anak sangatlah penting. Bahkan Ia berkata dalam Matius 18:5, ’Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.’ Marilah kita mengajarkan Firman Tuhan kepada anak-anak kita, maupun anak-anak didik kita, dengan penuh rasa tanggung jawab serta rasa takut dan hormat akan Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|