|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
‘Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.’ [Matius 20:26-27] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Gagal Fokus |
|
Gagal Fokus |
|
Rabu, 08 Maret 2017 |
|
|
|
|
|
Gagal Fokus |
|
Markus 9:33-37 |
|
|
|
|
|
|
Pertengkaran dimana-mana. Anak-anak dalam satu keluarga rutin bertengkar. Orang-orang dewasa pun demikian. Bertengkar di kantor-kantor, di ruang-ruang rapat, di jalan-jalan dan di manapun juga. Seolah-olah menguatkan slogan “apapun profesinya dan berapapun usianya, bertengkar adalah menu favoritnya”. Jika dipikir-pikir mengapa banyak orang suka bertengkar? Padahal bertengkar itu tidak enak lho? Kecuali bagi yang hobinya ribut, mungkin jika tidak bertengkar malah membuat kepala pusing tujuh keliling. Namun benarkah ada orang yang hobinya bertengkar? Mungkin ada juga orang yang demikian itu, yang tidak mau stress sendiri, yang caper alias cari perhatian, yang coba mengalihkan perhatian pada orang lain agar kesalahannya dapat ditutupi, atau yang sebenarnya gagal fokus?
Masalah pertengkaran tidak luput dari perhatian Tuan Joko Ndokondo. Baginya pertengkaran adalah masalah klasik. Konon ada yang bertengkar karena membela kebenaran dan keadilan. Namun banyak pula yang bertengkar karena ujung-ujungnya memperebutkan gengsi diri. Ingin jadi yang nomor satu, ingin jadi yang paling berkuasa, ingin jadi yang paling dihormati. Bagi Tuan Joko Ndokondo yang seperti inilah yang disebut bertengkar karena gagal fokus. Seperti ditunjukkan oleh murid-murid Tuhan Yesus yang berteng...selengkapnya » |
Pertengkaran dimana-mana. Anak-anak dalam satu keluarga rutin bertengkar. Orang-orang dewasa pun demikian. Bertengkar di kantor-kantor, di ruang-ruang rapat, di jalan-jalan dan di manapun juga. Seolah-olah menguatkan slogan “apapun profesinya dan berapapun usianya, bertengkar adalah menu favoritnya”. Jika dipikir-pikir mengapa banyak orang suka bertengkar? Padahal bertengkar itu tidak enak lho? Kecuali bagi yang hobinya ribut, mungkin jika tidak bertengkar malah membuat kepala pusing tujuh keliling. Namun benarkah ada orang yang hobinya bertengkar? Mungkin ada juga orang yang demikian itu, yang tidak mau stress sendiri, yang caper alias cari perhatian, yang coba mengalihkan perhatian pada orang lain agar kesalahannya dapat ditutupi, atau yang sebenarnya gagal fokus?
Masalah pertengkaran tidak luput dari perhatian Tuan Joko Ndokondo. Baginya pertengkaran adalah masalah klasik. Konon ada yang bertengkar karena membela kebenaran dan keadilan. Namun banyak pula yang bertengkar karena ujung-ujungnya memperebutkan gengsi diri. Ingin jadi yang nomor satu, ingin jadi yang paling berkuasa, ingin jadi yang paling dihormati. Bagi Tuan Joko Ndokondo yang seperti inilah yang disebut bertengkar karena gagal fokus. Seperti ditunjukkan oleh murid-murid Tuhan Yesus yang bertengkar karena memperdebatkan “siapa yang terbesar di antara mereka”. Mereka tidak sadar jika sudah gagal fokus. Bukankah sebagai murid Tuhan harusnya fokus hidup mereka tidak pada diri mereka sendiri? Bukankah seharusnya fokus hidup mereka justru pada orang lain, terutama yang kecil dan tak terpandang dalam masyarakat?
Kepada murid-murid yang gagal fokus, Tuhan telah menunjukkan bagaimana seharusnya fokus hidup tiap murid-Nya. Dibawa-Nya seorang anak kecil lalu diletakkannya di tengah-tengah murid-murid yang sedang bertengkar. “Inilah fokus hidupmu! Anak kecil yang tak terpandang, yang diremehkan banyak orang. Sambutlah mereka ini di dalam nama Tuhan. Jangan ribut lagi karena hasrat diri ingin disambut atau diutamakan! Hanya dengan demikianlah sebenarnya kalian telah menyambut Tuhan dan menyambut Bapa”, ujar Tuan Joko Ndokondo. Sebelum tiap orang sempat berkomentar atau bertanya tiba-tiba “Sssttttt…ttt jangan bilang siapa-siapa, ya?” katanya buru-buru menutup pembicaraan.
Jemaat yang terkasih, sejak kita lahir kita sudah biasa minta diperhatikan. Dan saat usia kita sudah dewasa pun kita tetap mau jadi yang nomor satu. Itu semua tampak wajar saja. Namun bisa menjadi tidak wajar jika perhatian kita hanya pada diri kita sendiri. Akibatnya kita mudah tersinggung, mudah memusuhi orang lain yang tidak mendukung kita, dan bertengkar. Kita lupa bahwa sebagai murid Tuhan seharusnyalah kita memperhatikan orang lain. Terutama orang-orang kecil dan tak terpandang dalam masyarakat. Tuhan ingin mereka menjadi fokus perhatian dan pelayanan kita. Selamat berfokus, semoga tidak gagal fokus.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|