|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. [Roma 12:1] |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hadiah Natal |
|
Hadiah Natal |
|
Rabu, 20 Desember 2017 |
|
|
|
|
|
Hadiah Natal |
|
Matius 2:1-11 |
|
|
|
|
|
|
“ Hore!!!! Hari Natal hampir tiba.... hadiah apa yang akan kita terima tahun ini?” celoteh beberapa anak Sekolah Minggu. “Tahun lalu aku tidak suka hadiahnyanya, tidak bagus”, ucap salah seorang anak. Begitu ramai dan lucu celotehan mereka seputar hadiah kesetiaan kehadiran mereka di kebaktian Sekolah Minggu selama satu tahun.
Memang pada umumnya seseorang akan merasa kecewa saat seseorang menerima hadiah yang kurang berkenan di hatinya. Bagaimana dengan diri kita?? Hadiah yang bagaimana yang kita persembahkan kepada Yesus Sang Juru Selamat yang hari-hari ini akan kita peringati kelahiran-Nya.
Mari kita belajar dari orang Majus yang datang dari jauh berjalan mengikuti bintang yang mereka percayai pertanda ada seorang Raja dilahirkan. Saat bintang berhenti, mereka menemukan Bayi Yesus didampingi Maria dan Yusuf. Mereka tidak ragu-ragu, yakin bahwa Sang Bayi adalah seorang Raja. Mereka memberikan persembahan yang dibawa dari negerinya yaitu emas, kemenyan dan ...selengkapnya » |
“ Hore!!!! Hari Natal hampir tiba.... hadiah apa yang akan kita terima tahun ini?” celoteh beberapa anak Sekolah Minggu. “Tahun lalu aku tidak suka hadiahnyanya, tidak bagus”, ucap salah seorang anak. Begitu ramai dan lucu celotehan mereka seputar hadiah kesetiaan kehadiran mereka di kebaktian Sekolah Minggu selama satu tahun.
Memang pada umumnya seseorang akan merasa kecewa saat seseorang menerima hadiah yang kurang berkenan di hatinya. Bagaimana dengan diri kita?? Hadiah yang bagaimana yang kita persembahkan kepada Yesus Sang Juru Selamat yang hari-hari ini akan kita peringati kelahiran-Nya.
Mari kita belajar dari orang Majus yang datang dari jauh berjalan mengikuti bintang yang mereka percayai pertanda ada seorang Raja dilahirkan. Saat bintang berhenti, mereka menemukan Bayi Yesus didampingi Maria dan Yusuf. Mereka tidak ragu-ragu, yakin bahwa Sang Bayi adalah seorang Raja. Mereka memberikan persembahan yang dibawa dari negerinya yaitu emas, kemenyan dan mur.
Emas, logam mulia yang mahal harganya, satu-satunya logam yang ketika dipanaskan dengan api tidak akan kehilangan sifat, berat, warna, ataupun bagian lainnya. Demikian pula dengan iman yang murni. Emas disebutkan dalam Alkitab bila berkenaan dengan kekuatan iman seseorang. Ayub menyebutkan emas setelah dia melalui segala ujian [Ayub 23:10]. Demikian dengan hidup kita. Dalam keadaan apapun kita tetap emas, kuat iman dalam pengiringan kita kepada Kristus.
Kemenyan digunakan sebagai wangi-wangian. Dalam Perjanjian Lama Harun akan membakar kemenyan di altar sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan [Imamat 2:1].
Biarlah hidup kita selalu wangi di manapun kita berada agar nama Tuhan dimuliakan.
Mur yang dicampurkan dalam anggur diberikan kepada Yesus saat Dia akan disalib [Markus 15:23]. Rasanya pahit sehingga Matius menyamakannya dengan empedu [Matius 27:34], melambangkan cawan pahit yang harus diminum oleh Kristus dalam penderitaan untuk menebus dosa kita dan untuk memulihkan kita melalui kematian-Nya. Jadi kita tidak boleh menyia-nyiakan keselamatan melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Amin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|