|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Belajarlah dari rajawali yang memanfaatkan badai untuk terbang tinggi. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Hambatan Menjadi Peluang |
|
Hambatan Menjadi Peluang |
|
Sabtu, 27 Januari 2018 |
|
|
|
|
|
Hambatan Menjadi Peluang |
|
Yesaya 32:15. |
|
|
|
|
|
|
Sejak ditemukannya benua Amerika oleh Columbus pada abad 15 dan diketahui bahwa benua baru tersebut menyimpan kekayaan alam yang luar biasa, ribuan orang dari Eropa berduyun-duyun datang kesana. Puncaknya adalah di abad 19 ketika terjadi ’demam emas’. Tersebutlah seorang pria yang juga datang ke Amerika hendak menambang emas, namun betapa kecewanya ia menerima kenyataan bahwa emas yang diimpikan sudah habis. Sementara uang untuk pulang menipis. Dengan gontai dan pikiran kosong, ia berjalan mendekati kereta kudanya. Untuk sekian menit, pikirannya menerawang entah ke mana, sambil tangannya memegang terpal penutup kereta kudanya. Ahaa!! Tiba-tiba datang ide cemerlang ke dalam pikirannya. Dengan tangan masih memegang terpal penutup kereta kuda, ia memandang ke arah penambang yang sedang bekerja keras mengumpulkan butiran emas, dengan kondisi pakaian yang sudah tidak jelas. Sontak muncul ide cerdas di pikirannya. Ia bertanya di dalam hati, ’Mengapa tidak ada celana khusus penambang yang terbuat dari bahan yang kuat seperti terpal ini? Selain lebih awet, kulit penambang juga bisa terlindungi dari goresan yang membuat sakit’.
Siapa menyangka berawal dari rasa frustasi akibat gagal menjadi penambang emas, pria tadi secara tid...selengkapnya » |
Sejak ditemukannya benua Amerika oleh Columbus pada abad 15 dan diketahui bahwa benua baru tersebut menyimpan kekayaan alam yang luar biasa, ribuan orang dari Eropa berduyun-duyun datang kesana. Puncaknya adalah di abad 19 ketika terjadi ’demam emas’. Tersebutlah seorang pria yang juga datang ke Amerika hendak menambang emas, namun betapa kecewanya ia menerima kenyataan bahwa emas yang diimpikan sudah habis. Sementara uang untuk pulang menipis. Dengan gontai dan pikiran kosong, ia berjalan mendekati kereta kudanya. Untuk sekian menit, pikirannya menerawang entah ke mana, sambil tangannya memegang terpal penutup kereta kudanya. Ahaa!! Tiba-tiba datang ide cemerlang ke dalam pikirannya. Dengan tangan masih memegang terpal penutup kereta kuda, ia memandang ke arah penambang yang sedang bekerja keras mengumpulkan butiran emas, dengan kondisi pakaian yang sudah tidak jelas. Sontak muncul ide cerdas di pikirannya. Ia bertanya di dalam hati, ’Mengapa tidak ada celana khusus penambang yang terbuat dari bahan yang kuat seperti terpal ini? Selain lebih awet, kulit penambang juga bisa terlindungi dari goresan yang membuat sakit’.
Siapa menyangka berawal dari rasa frustasi akibat gagal menjadi penambang emas, pria tadi secara tidak sengaja menemukan ide untuk membuat bahan celana yang terbuat dari terpal. Bahan celana yang kelak disebut jeans itu kini sudah dipakai di seluruh dunia, sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari mode. Pria itu bernama Levi Strauss, seorang Yahudi-Jerman, yang produknya dikenal dengan merk Levi’s.
Dahulu Israel dikenal sebagai negeri yang gersang. Seluruh negeri dikelilingi hamparan gurun pasir, tak ada satupun tanaman bisa tumbuh kecuali kaktus. Sumber air pun tidak ada, lalu apa yang mau diharap dari negeri seperti itu? Namun sebagai bangsa yang cerdas, bangsa Yahudi terus maju dan tidak menyerah dengan kondisi alam seperti itu. Didukung kecanggihan teknologi, saat ini Israel dikenal sebagai penghasil buah-buahan terbaik di dunia.
Mazmur 126:4, Tuhan berjanji memulihkan Sion dan memulihkan batang-batang air kering di tanah Negeb. Tuhan berkuasa mengubah padang gurun menjadi kebun buah-buahan, sesuatu yang mustahil bagi logika manusia! [Yes 32:15]. Hal ini yang dikehendaki Tuhan atas gerejaNya. Jangan mudah menyerah dengan kondisi yang ada!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|