|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. [Yohanes 13:15] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Harga Sebuah Keteladanan |
|
Harga Sebuah Keteladanan |
|
Jumat, 08 Juni 2018 |
|
|
|
|
|
Harga Sebuah Keteladanan |
|
2 Timotius 3:10-17 |
|
|
|
|
|
|
Di kampung berpenduduk 145 KK, tinggal dua anak remaja yang bersahabat sejak kecil. Mereka adalah Temo dan Winoyo. Mereka di besarkan dalam keluarga petani dan pedagang tembakau. Suatu malam, ayah Temo punya kerja yaitu merajang tembakau. Semalaman penuh rumah Temo ramai dengan para bapak dari kampung itu. Para bapak membantu merajang tembakau dengan cuma-cuma atau dalam bahasa kasarnya tanpa upah. Upah mereka hanyalah makan ala kadarnya dan nasi ketan lauk tempe, tahu bacem. Tetapi kebersamaan penuh kerelaan untuk saling bekerjasama saling membantu, tolong menolong merupakan modal mereka. Disitulah teladan luar biasa yang dapat dipelajari oleh Temo dan Winoyo. Persahabatan yang didasari dengan kerelaaan yang di tularkan oleh orang tua mereka menjadi modal besar bagi kehidupan Temo dan Winoyo. Sehingga sejak mereka masuk SMA, mereka selalu hidup bersama. Mereka saling memberi jika di antara mereka ada yang butuh sesuatu dan salah satu ada yang punya. Suatu kali, Winoyo tidak punya uang saku untuk naik angkot ke sekolah. Karena Temo dan Winoyo rumahnya berdampingan, maka Winoyo bercerita kepada Temo bahwa hari itu ia tidak sekolah. Kebetulan Temo mempunyai simpanan. Maka hati memberi dan tolong menolong yang tertanam pada diri Temo muncul. Mendengar keluhan Winoyo spontan dengan suara lirih penuh kasih, Temo berkata: “ Udah ayo berangkat saja, nanti aku bayari ongk...selengkapnya » |
Di kampung berpenduduk 145 KK, tinggal dua anak remaja yang bersahabat sejak kecil. Mereka adalah Temo dan Winoyo. Mereka di besarkan dalam keluarga petani dan pedagang tembakau. Suatu malam, ayah Temo punya kerja yaitu merajang tembakau. Semalaman penuh rumah Temo ramai dengan para bapak dari kampung itu. Para bapak membantu merajang tembakau dengan cuma-cuma atau dalam bahasa kasarnya tanpa upah. Upah mereka hanyalah makan ala kadarnya dan nasi ketan lauk tempe, tahu bacem. Tetapi kebersamaan penuh kerelaan untuk saling bekerjasama saling membantu, tolong menolong merupakan modal mereka. Disitulah teladan luar biasa yang dapat dipelajari oleh Temo dan Winoyo. Persahabatan yang didasari dengan kerelaaan yang di tularkan oleh orang tua mereka menjadi modal besar bagi kehidupan Temo dan Winoyo. Sehingga sejak mereka masuk SMA, mereka selalu hidup bersama. Mereka saling memberi jika di antara mereka ada yang butuh sesuatu dan salah satu ada yang punya. Suatu kali, Winoyo tidak punya uang saku untuk naik angkot ke sekolah. Karena Temo dan Winoyo rumahnya berdampingan, maka Winoyo bercerita kepada Temo bahwa hari itu ia tidak sekolah. Kebetulan Temo mempunyai simpanan. Maka hati memberi dan tolong menolong yang tertanam pada diri Temo muncul. Mendengar keluhan Winoyo spontan dengan suara lirih penuh kasih, Temo berkata: “ Udah ayo berangkat saja, nanti aku bayari ongkos pulang pergi sekolah.”
Peristiwa di atas mengingatkan kita pada Paulus yang berani berkata kepada anak rohaninya, Timotius, “Hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.” Itu berarti sama dengan berkata, “Teladanilah atau ikutilah ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku, dan ketekunanku.” Bukan untuk menyombongkan diri, tetapi untuk mendidik melalui contoh atau keteladanan.
Beranikah kita, baik selaku orangtua kepada anaknya, sebagai guru kepada muridnya, selaku pejabat kepada rakyat atau bawahannya, maupun sebagai pemimpin agama kepada umatnya bersikap demikian? Berkata, “Ikutilah teladan Bapak dan Ibumu”; “Contohlah Bapak dan Ibu gurumu ini”; “Teladanilah para pemimpinmu ini”; “Ikutilah ajaranku! Lihatlah cara hidupku! Ikutilah pendirianku! Teladanilah imanku! Contohlah kesabaranku! Teladanilah kasih dan ketekunanku”? Marilah kita mulai sekarang menjadi berkat dan juga saksi kebaikan bagi orang di sekitar kita melalui teladan hidup kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|