|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Seperti kita tidak ingin sembarangan dihakimi orang lain, hendaklah kita pun tidak sesuka hati menghakimi orang lain.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Main Hakim Sendiri |
|
Main Hakim Sendiri |
|
Rabu, 26 Juli 2017 |
|
|
|
|
|
Main Hakim Sendiri |
|
Matius 7:1- 5 |
|
|
|
|
|
|
Mendengar istilah ’main hakim sendiri’ kerap menggiring kita kepada gambaran yang seram-seram. Penjambret dikeroyok massa, pelaku tabrak lari digebuki sampai babak belur ... itulah yang biasanya terlintas di benak kita. Namun sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari kita pun tak asing dengan praktik ’main hakim sendiri’, yaitu saat kita tanpa dasar dan bukti yang kuat menjatuhkan penghakiman atas orang lain.
’Sudah dengar belum? Pengacara tenar itu biasa ’menyewakan’ putrinya demi menjaring banyak klien kelas kakap!’
’Ooo, begitu ya? Pantas saja kariernya cepat melesat. Benar-benar tak disangka, ternyata dia setega itu mengorbankan putri sendiri!’
Bukankah cuplikan percakapan itu sangat akrab dengan keseharian kita? Topiknya bisa beragam, mulai dari selebriti, pejabat, tetangga sekampung, sampai dengan teman segereja. Obrolan demi obrolan mengalir bagai gayung bersambut, tanpa sadar bahwa kita sudah menghakimi orang berdasarkan gunjingan tak jelas.
...selengkapnya » |
Mendengar istilah ’main hakim sendiri’ kerap menggiring kita kepada gambaran yang seram-seram. Penjambret dikeroyok massa, pelaku tabrak lari digebuki sampai babak belur ... itulah yang biasanya terlintas di benak kita. Namun sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari kita pun tak asing dengan praktik ’main hakim sendiri’, yaitu saat kita tanpa dasar dan bukti yang kuat menjatuhkan penghakiman atas orang lain.
’Sudah dengar belum? Pengacara tenar itu biasa ’menyewakan’ putrinya demi menjaring banyak klien kelas kakap!’
’Ooo, begitu ya? Pantas saja kariernya cepat melesat. Benar-benar tak disangka, ternyata dia setega itu mengorbankan putri sendiri!’
Bukankah cuplikan percakapan itu sangat akrab dengan keseharian kita? Topiknya bisa beragam, mulai dari selebriti, pejabat, tetangga sekampung, sampai dengan teman segereja. Obrolan demi obrolan mengalir bagai gayung bersambut, tanpa sadar bahwa kita sudah menghakimi orang berdasarkan gunjingan tak jelas.
Firman Tuhan sudah memberi peringatan yang jelas, jangan menghakimi kalau tidak ingin dihakimi. Jangan begitu entengnya menjatuhkan vonis hanya berdasarkan ’kata orang’, apalagi menyebarkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa dengan penghakiman yang kita pakai untuk menghakimi, kita akan dihakimi [Matius 7:2].
Berbahagialah orang yang mencamkan Sabda Allah, menyimpannya dalam hati dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|