|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hendaklah kita saling mendorong dan saling memperhatikan dalam kasih dan pekerjaan baik. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Melengkapi Yang Kurang |
|
Melengkapi Yang Kurang |
|
Kamis, 29 September 2016 | Tema: Jemaat Yang Tersusun Rapi |
|
|
|
|
|
Melengkapi Yang Kurang |
|
Efesus 4:2 |
|
|
|
|
|
|
Malam itu seusai mengajar, seorang mahasiswa menemui saya. Tidak seperti kebiasaannya langsung meninggalkan kelas seusai jam perkuliahan, tiba-tiba ia menyodorkan buku absensi. Ternyata ia membawa sebuah masalah yang tidak berani diputuskannya sendiri, yaitu sehubungan dengan absensi kehadiran salah seorang temannya yang berdampak pada penilaian saya terhadap nilai akhir mahasiswa. Sebagai koordinator kelas, ia merasa kebingungan dengan seorang mahasiswa yang jarang mengikuti kegiatan kelas, sehingga absensinya beberapa kali kosong. Ia pernah menegurnya tetapi tidak pernah dihiraukan.
Maka saya memanggil mahasiswa tersebut dan menayakan mengapa ia jarang masuk kelas. Ternyata mahasiswa tersebut merasa tidak cocok dan tidak senang dengan koordinator kelas. Menurutnya koordinator kelasnya seorang yang arogan, sok suci, dan paling baik sehingga ia merasa tidak nyaman setiap kali bertemu dengan koordinator kelasnya. Setelah saya selidiki, ternyata mereka berdua berasal dari sebuah instansi yang sama, diutus untuk studi lanjut. Karena mereka bersaing dalam kerja, maka mereka tidak bisa bekerjasama. Akhirnya, salah satu m...selengkapnya » |
Malam itu seusai mengajar, seorang mahasiswa menemui saya. Tidak seperti kebiasaannya langsung meninggalkan kelas seusai jam perkuliahan, tiba-tiba ia menyodorkan buku absensi. Ternyata ia membawa sebuah masalah yang tidak berani diputuskannya sendiri, yaitu sehubungan dengan absensi kehadiran salah seorang temannya yang berdampak pada penilaian saya terhadap nilai akhir mahasiswa. Sebagai koordinator kelas, ia merasa kebingungan dengan seorang mahasiswa yang jarang mengikuti kegiatan kelas, sehingga absensinya beberapa kali kosong. Ia pernah menegurnya tetapi tidak pernah dihiraukan.
Maka saya memanggil mahasiswa tersebut dan menayakan mengapa ia jarang masuk kelas. Ternyata mahasiswa tersebut merasa tidak cocok dan tidak senang dengan koordinator kelas. Menurutnya koordinator kelasnya seorang yang arogan, sok suci, dan paling baik sehingga ia merasa tidak nyaman setiap kali bertemu dengan koordinator kelasnya. Setelah saya selidiki, ternyata mereka berdua berasal dari sebuah instansi yang sama, diutus untuk studi lanjut. Karena mereka bersaing dalam kerja, maka mereka tidak bisa bekerjasama. Akhirnya, salah satu mahasiswa mencari-cari celah bagaimana bisa menjatuhkan temannya.
Peristiwa di atas juga sering terjadi dalam komunitas gereja. Hanya untuk mencapai ambisi, tidak segan-segan membuat perseteruan antar pelayan. Menyimpan akar kepahitan dengan sesama anggota jemaat. Merasa lebih baik sehingga menganggap remeh orang lain dalam tugas dan pelayanan. Tentu tindakan ini tidaklah baik dalam sebuah komunitas gereja.
Hal tersebut juga terjadi di jemaat Roma. Orang kristen Yahudi di Roma merasa lebih kuat dari orang kristen non-Yahudi. Sikap ini melahirkan tindakan yang menimbulkan perpecahan. Paulus mengajak mereka untuk memanfaatkan kelebihan atau kekuatan mereka untuk hal yang positif dengan cara: Pertama, membantu yang lemah [Roma 15:1a]; kedua, tidak mencari kesenangan diri sendiri [Roma 15:1b]; ketiga, saling membangun bukan meruntuhkan [Roma 15:2]; keempat, hendaklah bisa menerima satu dengan yang lainnya [Roma 15:7].
Satu komunitas gereja adalah satu tubuh Kristus yang tersusun rapi, terdapat saling keterkaitan, saling melangkapi, dan saling memperhatikan satu dengan yang lainnya sehingga tidak terjadi perpecahan [1 Korintus 12:25] karena dalam komunitas gereja memang ada banyak anggota, tetapi satu tubuh [1 Korintus 12:20]. Setiap anggota tubuh memiliki kelemahan maupun kelebihan masing-masing, tetapi semua ada untuk saling melengkapi demi kesempurnaan tubuh Kristus. Sejauh mana kapasitas kita sebagai anggota tubuh Kristus? Sudahkan kita memanfaatkan kelebihan kita untuk mengusahakan keutuhan Tubuh Kristus?
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|