|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Lakukan apa yang dapat lakukan dan berikan apa yang dapat kita berikan selama Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk melakukan sesuatu karena akan tiba saatnya dimana kesempatan untuk melakukannya tidak ada lagi. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menolong Sesama |
|
Menolong Sesama |
|
Sabtu, 16 Juni 2018 |
|
|
|
|
|
Menolong Sesama |
|
Yesaya 41:6; 2 Tesalonika 3:13 |
|
|
|
|
|
|
Sam Foss adalah seorang musafir. Suatu ketika di dalam perjalanannya ia merasa lelah dan haus yang sangat. Ia datang mendekati sebuah rumah kecil tidak bercat yang berdiri di atas sebuah bukit. Dekat sisi jalan yang menuju rumah itu, ia melihat tanda dengan tulisan, ’masuklah, dan dapatkan minuman yang dingin.’ Tidak berapa jauh dari tulisan itu Foss menemukan sebuah mata air yang dingin dan sejuk. Di atas mata air itu tersedia gayung tua untuk menciduk air dan di bangku dekat mata air tersebut ada keranjang berisi buah apel yang segar segar dengan tulisan, ’layanilah diri anda sendiri’. Penuh rasa ingin tahu, Foss bergegas menemui pasangan suami istri yang tinggal di rumah kecil itu dan ia pun bertanya tentang tulisan dekat mata air dan keranjang apel yang dilihatnya’. Pasangan suami yang sudah tua itu ternyata tidak mempunyai anak dan mereka hidup dari hasil kebun apel mereka yang tidak seberapa. Mereka bisa digolongkan sangat miskin tetapi dalam hal mata air dan apel, mereka merasa kaya dan berkelimpahan sehingga mereka ingin sekali membagikan kelimpahan tersebut kepada orang-orang yang kebetulan lewat di situ. ’Dalam hal uang kami terlalu miskin untuk menolong orang lain.’ kata pemilik rumah kecil itu, ’tetapi kami berpikir dengan cara ini kami dapat menambahkan serta menutupi apa yang kurang pada kami sehingga kami tetap dapat melakukan sesuatu ...selengkapnya » |
Sam Foss adalah seorang musafir. Suatu ketika di dalam perjalanannya ia merasa lelah dan haus yang sangat. Ia datang mendekati sebuah rumah kecil tidak bercat yang berdiri di atas sebuah bukit. Dekat sisi jalan yang menuju rumah itu, ia melihat tanda dengan tulisan, ’masuklah, dan dapatkan minuman yang dingin.’ Tidak berapa jauh dari tulisan itu Foss menemukan sebuah mata air yang dingin dan sejuk. Di atas mata air itu tersedia gayung tua untuk menciduk air dan di bangku dekat mata air tersebut ada keranjang berisi buah apel yang segar segar dengan tulisan, ’layanilah diri anda sendiri’. Penuh rasa ingin tahu, Foss bergegas menemui pasangan suami istri yang tinggal di rumah kecil itu dan ia pun bertanya tentang tulisan dekat mata air dan keranjang apel yang dilihatnya’. Pasangan suami yang sudah tua itu ternyata tidak mempunyai anak dan mereka hidup dari hasil kebun apel mereka yang tidak seberapa. Mereka bisa digolongkan sangat miskin tetapi dalam hal mata air dan apel, mereka merasa kaya dan berkelimpahan sehingga mereka ingin sekali membagikan kelimpahan tersebut kepada orang-orang yang kebetulan lewat di situ. ’Dalam hal uang kami terlalu miskin untuk menolong orang lain.’ kata pemilik rumah kecil itu, ’tetapi kami berpikir dengan cara ini kami dapat menambahkan serta menutupi apa yang kurang pada kami sehingga kami tetap dapat melakukan sesuatu untuk orang lain.’
Setiap orang dapat melakukan sesuatu untuk menolong sesamanya. Kita tidak harus menunggu sampai kita cukup mampu dan cukup berada barulah memikirkan kepentingan sesama. Mungkin kita semiskin pasangan suami isteri diatas, kita masih memiliki lebih banyak dari apa yang mereka miliki. Tetapi sekalipun kita memiliki banyak hal, kita tetaplah orang-orang ’miskin’ sebab tidak pernah berpikir untuk menolong orang lain. ’Kekayaan seseorang tidak dapat dinilai dari apa yang ia miliki, tetapi dari apa yang ia berikan kepada sesama,’ demikian kata para bijak. Adakah kita memiliki kerinduan untuk berbuat kebaikan bagi sesama? Begitu banyak orang yang kecewa karena tidak menemukan apa yang mereka harapkan dari orang percaya. Tuhan tidak akan menanyakan berapa banyak perusahaan kita, berapa banyak harta yang kita miliki dan berapa banyak tabungan kita, tetapi yang akan Tuhan tanyakan adalah apa yang sudah kita lakukan dengan semua yang sudah Tuhan percayakan kepada kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|