|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Semua bentuk acara Natal harus bermuara pada penjangkauan dan pembinaan jiwa-jiwa, bukan berfokus pada kegiatan lahiriah yang diulang-ulang setiap tahun. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Natal, Ekspresi Keprihatinan Allah Bapa |
|
Natal, Ekspresi Keprihatinan Allah Bapa |
|
Jumat, 02 Desember 2016 | Tema: Siap Menyambut KedatanganNya |
|
|
|
|
|
Natal, Ekspresi Keprihatinan Allah Bapa |
|
Matius 9:35-36 |
|
|
|
|
|
|
Riwayat penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia yang serupa dan segambar dengan Allah menunjukkan kesempurnaan hasil ciptaan, sehingga diberi predikat sungguh amat baik [Kejadian 1:31]. Tetapi karena kejatuhan manusia, bumi dan manusia tidak lagi menjadi seperti yang dirancang semula oleh Bapa. Keadaan manusia menjadi sangat menyedihkan, kehilangan damai, moralnya rusak dan berjalan menuju kebinasaan, terpisah dari Penciptanya. Dengan kata lain, kehilangan kemuliaan Allah [Roma 3:23].
Allah Bapa tentunya sangat prihatin dengan keadaan manusia yang jatuh dalam dosa. Keprihatinan ini ditunjukkan dalam peristiwa:
Yesus menangisi Yerusalem dalam Lukas 13:34.
Dalam kisah tentang Lazarus yang mati, Tuhan Yesus juga menangis [Yohanes 11:35]. Dia bukan saja menangisi Lazarus yang telah mati, tetapi sedih karena realitas adanya kematian dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya kematian bukan suatu realitas yang dirancang oleh Allah Bapa.
Kisah kedatangan Anak Al...selengkapnya » |
Riwayat penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia yang serupa dan segambar dengan Allah menunjukkan kesempurnaan hasil ciptaan, sehingga diberi predikat sungguh amat baik [Kejadian 1:31]. Tetapi karena kejatuhan manusia, bumi dan manusia tidak lagi menjadi seperti yang dirancang semula oleh Bapa. Keadaan manusia menjadi sangat menyedihkan, kehilangan damai, moralnya rusak dan berjalan menuju kebinasaan, terpisah dari Penciptanya. Dengan kata lain, kehilangan kemuliaan Allah [Roma 3:23].
Allah Bapa tentunya sangat prihatin dengan keadaan manusia yang jatuh dalam dosa. Keprihatinan ini ditunjukkan dalam peristiwa:
Yesus menangisi Yerusalem dalam Lukas 13:34.
Dalam kisah tentang Lazarus yang mati, Tuhan Yesus juga menangis [Yohanes 11:35]. Dia bukan saja menangisi Lazarus yang telah mati, tetapi sedih karena realitas adanya kematian dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya kematian bukan suatu realitas yang dirancang oleh Allah Bapa.
Kisah kedatangan Anak Allah ke dalam dunia menunjukkan solidaritas yang luar biasa dari Pencipta. Lahir di kandang domba, mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, merendahkan diri, mengalami penderitaan yang hebat dan taat sampai mati di kayu salib [Filipi 2:6-8].
Kita perlu merespon keprihatinan dan beban di hati Tuhan dengan terus bertumbuh dewasa rohani sehingga bisa memahami pikiran dan perasaan Allah terhadap keadaan dunia yang sebetulnya sangat tragis dan menyedihkan. Kita harus memiliki visi Bapa untuk menyelamatkan sebanyak mungkin manusia melalui hidup kita di dunia ini [2 Petrus 3:9].
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|