|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Nilai Pengorbanan |
|
Nilai Pengorbanan |
|
Minggu, 11 Maret 2018 |
|
|
|
|
|
Nilai Pengorbanan |
|
Yohanes 12:24 |
|
|
|
|
|
|
Nilai Pengorbanan
Yohanes 12:24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Pada ayat tersebut Yesus bicara tentang kematianNya: bahwa kematian yang akan dijalani-Nya bukan kematian yang sia-sia. Kematian-Nya akan menghasilkan kehidupan banyak orang. Dia akan mati, tapi banyak orang akan menerima kehidupan yang kekal. Di dalam pernyataan Yesus tersebut ada sebuah prinsip bahwa untuk menghasilkan keselamatan bagi jiwa-jiwa diperlukan sebuah pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada buah yang akan dihasilkan.
Prinsip ini bukan hanya tentang kematian Yesus saja, tapi sebuah pengajaran bagi murid-murid-Nya, yaitu tentang nilai pengorbanan. Yesus sudah berkorban untuk kita. Dia membayar sebuah harga yang mahal agar kita diselamatkan. Maka Yesus mengajak kita sebagai murid-murid-Nya agar berani berkorban untuk keselamatan jiwa-jiwa.
Injil bisa ...selengkapnya » |
Nilai Pengorbanan
Yohanes 12:24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Pada ayat tersebut Yesus bicara tentang kematianNya: bahwa kematian yang akan dijalani-Nya bukan kematian yang sia-sia. Kematian-Nya akan menghasilkan kehidupan banyak orang. Dia akan mati, tapi banyak orang akan menerima kehidupan yang kekal. Di dalam pernyataan Yesus tersebut ada sebuah prinsip bahwa untuk menghasilkan keselamatan bagi jiwa-jiwa diperlukan sebuah pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada buah yang akan dihasilkan.
Prinsip ini bukan hanya tentang kematian Yesus saja, tapi sebuah pengajaran bagi murid-murid-Nya, yaitu tentang nilai pengorbanan. Yesus sudah berkorban untuk kita. Dia membayar sebuah harga yang mahal agar kita diselamatkan. Maka Yesus mengajak kita sebagai murid-murid-Nya agar berani berkorban untuk keselamatan jiwa-jiwa.
Injil bisa sampai di Indonesia karena di masa lampau ada orang-orang yang berkorban. Para misionaris meninggalkan negaranya untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di Indonesia. Di antara para misionaris itu ada yang dianiaya, dibunuh dengan kejam, terserang penyakit, dan lain-lain. Seorang tokoh gereja bernama Tertullianus pernah berkata bahwa ’Darah para martir adalah benih bagi Gereja’.
Ada orang-orang yang di masa lampau sudah membayar harga untuk kita, misalnya: guru-guru sekolah minggu, para hamba Tuhan, pendoa, pembina, dan lain-lain. Mereka membayar harga supaya kita menjadi orang yang mengenal Tuhan dan diselamatkan. Jangan melupakan pengorbanan mereka. Kita pun juga harus rela berkorban bagi orang lain.
Mengapa kita harus berkorban buat orang lain? Karena kita berhutang. Yesus sudah membayar harga untuk keselamatan kita. Dan juga ada orang-orang lain yang sudah membayar harga supaya kita mengenal Tuhan.
Kalau kita mau gereja berkembang dan ada banyak jiwa yang diselamatkan, kita harus berani membayar sebuah harga, pengorbanan. Harus ada yang mau menyerahkan waktu dan tenaganya untuk melayani jiwa-jiwa. Apa yang kita korbankan tidak pernah sia-sia. Pengorbanan kita akan menghasilkan dampak bagi kehidupan orang lain.
Pdt. Goenawan Susanto
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|