|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangan merasa rendah diri [inferior] karena Tuhan pasti telah menanamkan potensi yang besar dalam diri setiap kita untuk ditemukan dan dikembangkan untuk menggenapi rancangan-Nya dalam hidup kita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Potensi Diri |
|
Potensi Diri |
|
Senin, 12 Maret 2018 |
|
|
|
|
|
Potensi Diri |
|
Hakim-Hakim 6:14-15 |
|
|
|
|
|
|
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan atau kelebihan yang dimiliki seseorang baik yang sudah terwujud maupun yang belum terwujud, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh pribadi tersebut.
Yang seringkali menjadi penghambat seseorang menemukan dan mengembangkan potensi dirinya adalah rasa inferior [rendah diri]. Hal ini dialami oleh Gideon. Perasaan rendah diri begitu kuat menguasai Gideon. Hal itu terlihat dari pernyataannya [ayat 15],“Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” Rasa inferior tersebut juga semakin lengkap dengan keraguannya terhadap penyertaan Tuhan dengan beberapa kali meminta tanda. Padahal di ayat-ayat sebelumnya, Allah melalui malaikat menyatakan bahwa Gideon adalah seorang pahlawan yang gagah berani [ayat 12] dan juga bahwa Allah menegaskan bahwa Ia menyertainya [ayat 16].
Ketakutan yang menguasai orang Israel dan juga Gideon kepada orang Midian telah melunturkan kepercayaan diri umat Israel sebagai umat yan...selengkapnya » |
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan atau kelebihan yang dimiliki seseorang baik yang sudah terwujud maupun yang belum terwujud, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal oleh pribadi tersebut.
Yang seringkali menjadi penghambat seseorang menemukan dan mengembangkan potensi dirinya adalah rasa inferior [rendah diri]. Hal ini dialami oleh Gideon. Perasaan rendah diri begitu kuat menguasai Gideon. Hal itu terlihat dari pernyataannya [ayat 15],“Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” Rasa inferior tersebut juga semakin lengkap dengan keraguannya terhadap penyertaan Tuhan dengan beberapa kali meminta tanda. Padahal di ayat-ayat sebelumnya, Allah melalui malaikat menyatakan bahwa Gideon adalah seorang pahlawan yang gagah berani [ayat 12] dan juga bahwa Allah menegaskan bahwa Ia menyertainya [ayat 16].
Ketakutan yang menguasai orang Israel dan juga Gideon kepada orang Midian telah melunturkan kepercayaan diri umat Israel sebagai umat yang disertai oleh Allah yang hebat [ayat 2, 13]. Tetapi dalam kesabaran-Nya, Allah membuktikan bahwa Ia tidak salah menunjuk Gideon menjadi pembebas bagi umat Israel karena Allah sepenuhnya tahu siapa Gideon sesungguhnya. Ia paham benar potensi yang dimiliki Gideon karena memang Allah-lah yang mencipkannya.
Potensi diri itu bagaikan batu permata yang mahal harganya. Untuk mendapatkannya perlu menggali sampai beberapa bahkan puluhan meter di kedalaman bumi. Setelah ditemukan tidak langsung dalam bentuk barang jadi. Tetapi batu yang masih bahan mentah tersebut harus diolah dan diproses sampai akhirnya menjadi batu mulia yang memancarkan kemilau cahaya yang indah. Kadang memang memerlukan usaha keras untuk menemukan potensi dalam diri kita. Dan juga perlu kerja dan perjuangan ekstra untuk semakin mempertajamnya. Tetapi ketika kita mendapati bahwa potensi tersebut telah menjadi “sesuatu yang hebat”, maka usaha dan kerja keras kita tidak sia-sia. Perjuangan kita terbayar lunas.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|