|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Rela berkorban bermanfaat untuk membangun, tetapi keegoisan akan menghancurkan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Rela Berkorban Untuk Kebaikan Sesama |
|
Rela Berkorban Untuk Kebaikan Sesama |
|
Senin, 26 September 2016 | Tema: Jemaat Yang Tersusun Rapi |
|
|
|
|
|
Rela Berkorban Untuk Kebaikan Sesama |
|
Kisah Para Rasul 9:26-28 |
|
|
|
|
|
|
Rela berkorban adalah kesediaan dan keikhlasan memberikan segala sesuatu yang dimiliki untuk sesama walaupun akan menimbulkan ‘penderitaan’ bagi dirinya sendiri. Itu berarti rela menomorduakan kepentingan sendiri demi membantu orang lain. Demi kebaikan sesama.
Ketika Paulus tiba di Yerusalem dan berusaha bergabung dengan saudara seiman, para murid merasa takut karena tidak percaya jika Paulus yang sebelumnya bernama Saulus, sang penganiaya jemaat, telah menjadi murid Kristus. Tetapi di tengah penolakan terhadap Paulus, ada seorang pribadi, yaitu Barnabas, yang tanpa ragu menerima dan membela Paulus. Bahkan ia membawanya kepada para rasul. Melalui penjelasan Barnabas tentang kisah pertobatan dan pengajaran Paulus dalam nama Tuhan, para rasul diyakinkan dan bersedia menerima Paulus untuk tinggal bersama-sama mereka.
Apa yang dilakukan Barnabas bukan tanpa resiko. Ia ‘berani melawan arus’. Ia berani mengambil sikap dan tindakan yang berbeda untuk mendukung Paulu...selengkapnya » |
Rela berkorban adalah kesediaan dan keikhlasan memberikan segala sesuatu yang dimiliki untuk sesama walaupun akan menimbulkan ‘penderitaan’ bagi dirinya sendiri. Itu berarti rela menomorduakan kepentingan sendiri demi membantu orang lain. Demi kebaikan sesama.
Ketika Paulus tiba di Yerusalem dan berusaha bergabung dengan saudara seiman, para murid merasa takut karena tidak percaya jika Paulus yang sebelumnya bernama Saulus, sang penganiaya jemaat, telah menjadi murid Kristus. Tetapi di tengah penolakan terhadap Paulus, ada seorang pribadi, yaitu Barnabas, yang tanpa ragu menerima dan membela Paulus. Bahkan ia membawanya kepada para rasul. Melalui penjelasan Barnabas tentang kisah pertobatan dan pengajaran Paulus dalam nama Tuhan, para rasul diyakinkan dan bersedia menerima Paulus untuk tinggal bersama-sama mereka.
Apa yang dilakukan Barnabas bukan tanpa resiko. Ia ‘berani melawan arus’. Ia berani mengambil sikap dan tindakan yang berbeda untuk mendukung Paulus. Barnabas bersedia keluar dari zona aman dan rasa nyamannya demi ‘menjaga’ petobat baru yang sangat berpotensi bagi pekerjaan Tuhan. Semua itu dilakukan sepenuhnya untuk kepentingan dan kebaikan Paulus. Barnabas menunjukan semangat rela berkorban bagi orang lain. Bagaikan sebuah lilin yang rela tubuhnya meleleh habis terbakar, tetapi dengan cara itu telah membawa manfaat besar bagi sekitarnya.
Musuh yang secara perlahan dapat melemahkan semangat rela berkorban adalah kecenderungan untuk bersikap egois. Sikap egois bisa disamakan dengan karat pada besi. Kalau diabaikan, itu bisa berbahaya karena karat itu akan semakin menyebar dan membuat besi keropos. Keegoisan harus dilawan dan dikalahkan agar semangar rela berkorban akan terus membahana. Pengutamaan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama atau kepentingan orang lain akan menimbulkan ketegangan dalam kehidupan komunitas. Untuk itu perlu adanya keberanian untuk memberikan sebagian milik kita kepada orang lain. Artinya setiap pribadi tidak menuntut hak secara utuh, melainkan harus melihat kepentingan orang lain juga. Dengan demikian, kehidupan dapat dinikmati karena terjalin hubungan yang serasi antar sesama dalam komunitas.
Jemaat yang terkasih, jangan kita menjadi seperti karat yang membuat besi rusak dan keropos, tetapi marilah kita menjadi seperti lilin yang rela berkorban untuk mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi sekitar.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|