Perempuan berusia tigapuluhan itu selalu hadir di kelas Sekolah Minggu Batita yang diikuti oleh putri bungsu saya saat ia masih kecil sekali. Dengan bolpen dan kartu absensi di tangan, perempuan pendiam itu mengambil tempat di sudut ruangan dan mulai menandai nama-nama anak yang hadir.
Ia tak pernah tampil memimpin pujian, namun ia selalu menyiapkan kartu-kartu bagi tiap anak yang berulang tahun. Ia tak pernah menyampaikan Firman Tuhan di depan kelas, namun dialah yang menyiapkan gambar-gambar yang akan dipakai sebagai alat peraga. Ia nyaris tak bersuara sepanjang berlangsungnya Sekolah Minggu, namun perannya sangat besar di kelas itu.
Sungguh menyenangkan melihat hubungan yang terjalin di antara guru-guru yang terlibat di kelas Sekolah Minggu itu. Guru-guru yang tampil dan berinteraksi langsung dengan anak-anak tidak merasa diri lebih unggul daripada yang guru berperan di balik layar. Semua menjalankan tugas sesuai dengan karunia masing-masing. Ekspresi saling mengha...selengkapnya »
Perempuan berusia tigapuluhan itu selalu hadir di kelas Sekolah Minggu Batita yang diikuti oleh putri bungsu saya saat ia masih kecil sekali. Dengan bolpen dan kartu absensi di tangan, perempuan pendiam itu mengambil tempat di sudut ruangan dan mulai menandai nama-nama anak yang hadir.
Ia tak pernah tampil memimpin pujian, namun ia selalu menyiapkan kartu-kartu bagi tiap anak yang berulang tahun. Ia tak pernah menyampaikan Firman Tuhan di depan kelas, namun dialah yang menyiapkan gambar-gambar yang akan dipakai sebagai alat peraga. Ia nyaris tak bersuara sepanjang berlangsungnya Sekolah Minggu, namun perannya sangat besar di kelas itu.
Sungguh menyenangkan melihat hubungan yang terjalin di antara guru-guru yang terlibat di kelas Sekolah Minggu itu. Guru-guru yang tampil dan berinteraksi langsung dengan anak-anak tidak merasa diri lebih unggul daripada yang guru berperan di balik layar. Semua menjalankan tugas sesuai dengan karunia masing-masing. Ekspresi saling menghargai terlihat jelas di sana.
Dengan karunia yang berbeda-beda kita tetap bisa bekerja sama melayani dengan baik. Saling melengkapi. Bertumbuh bersama. Belajar menjadi murid yang berkenan kepada Tuhan dan belajar memuridkan. Tak perlu tinggi hati, tak perlu juga merasa rendah diri, sebab semua karunia itu baik dan berasal dari Tuhan sendiri.