|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Bagi Dia yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya [Yudas 24] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Selamat Jalan Benay |
|
Selamat Jalan Benay |
|
Sabtu, 22 Oktober 2016 | Tema: Bertumbuh Dalam Segala Hal Ke Arah Kristus |
|
|
|
|
|
Selamat Jalan Benay |
|
Yudas 17-23 |
|
|
|
|
|
|
Berita mengenai keikutsertaan Benay dengan tim kemanusiaan yang akan berangkat ke Iraq pada minggu ini santer terdengar di kalangan muda-mudi gereja dan aktivis jemaat. Banyak yang menyayangkan keputusan Benay itu. Mengingat Iraq adalah medan yang berbahaya saat ini karena perang melawan ISIS terus berlanjut dan tidak tahu kapan akan berakhir. Apalagi keputusan itu Benay ambil tidak lama setelah ia dinyatakan lulus ujian skripsi. Tidak sedikit juga yang menghakimi Benay dengan memberikan penilaian bahwa keputusannya adalah keputusan yang bodoh dan tak sesuai dengan nalar yang sehat. Sebagian yang lain abstain. Meski tak memahami keputusan Benay, mereka menilai Benay mempunyai hak untuk memilih jalan hidupnya.
“Aku dapat memahami dan dengan demikian dapat menerima ketidakpahaman kawan-kawan dan jemaat terhadap keputusanku ini”, kata Benay kepada Sambey di Bandara A. Yani menjelang keberangkatannya. “Apapun penerimaan dan penilaian mereka, aku tidak mau membantahnya.” Sambey tidak menanggapi perkataan sahabatnya itu. Hatinya masih diliputi kesedihan karena Benay akan pergi tanpa jaminan akan kembali dengan selamat. “Biar waktu yang akan menjawab dan menjelaskan keputusanku ini”, kata Benay lebih lanjut. Lembut ditepuknya pundak Sambey sambil dihelanya na...selengkapnya » |
Berita mengenai keikutsertaan Benay dengan tim kemanusiaan yang akan berangkat ke Iraq pada minggu ini santer terdengar di kalangan muda-mudi gereja dan aktivis jemaat. Banyak yang menyayangkan keputusan Benay itu. Mengingat Iraq adalah medan yang berbahaya saat ini karena perang melawan ISIS terus berlanjut dan tidak tahu kapan akan berakhir. Apalagi keputusan itu Benay ambil tidak lama setelah ia dinyatakan lulus ujian skripsi. Tidak sedikit juga yang menghakimi Benay dengan memberikan penilaian bahwa keputusannya adalah keputusan yang bodoh dan tak sesuai dengan nalar yang sehat. Sebagian yang lain abstain. Meski tak memahami keputusan Benay, mereka menilai Benay mempunyai hak untuk memilih jalan hidupnya.
“Aku dapat memahami dan dengan demikian dapat menerima ketidakpahaman kawan-kawan dan jemaat terhadap keputusanku ini”, kata Benay kepada Sambey di Bandara A. Yani menjelang keberangkatannya. “Apapun penerimaan dan penilaian mereka, aku tidak mau membantahnya.” Sambey tidak menanggapi perkataan sahabatnya itu. Hatinya masih diliputi kesedihan karena Benay akan pergi tanpa jaminan akan kembali dengan selamat. “Biar waktu yang akan menjawab dan menjelaskan keputusanku ini”, kata Benay lebih lanjut. Lembut ditepuknya pundak Sambey sambil dihelanya nafas dalam-dalam. “Sam, aku tahu kamu pun belum dapat memahami keputusanku ini. Aku hanya dapat sampaikan dengan tulus bahwa keputusan bulatku ini aku ambil atas dasar imanku. Atas dasar kasih Allah yang kualami. Yang olehnya aku memenuhi panggilannya untuk melayani di Iraq.”
Heningnya batin Sambey dan Benay terasa sejenak di tengah lalu lalang orang di bandara. “Yang aku pikirkan bukan tempat seperti apakah aku akan melayani, tetapi keyakinanku bahwa Tuhan yang memanggilku akan terus menyertai aku di tempat yang Dia pilihkan untukku”, kata Benay penghabisan. “Berdoalah untukku Sam, agar aku setia memenuhi panggilan Tuhan ini sampai akhir. Dan aku berdoa, kiranya kamu pun bertumbuh dalam iman dan terpelihara dalam kasih Allah yang akan membuat kamu giat dalam melayani Tuhan.” Keduanya berpelukan erat dan bertangis-tangisan. Dengan terbata-bata Sambey mengucapkan selamat jalan kepada sahabat kentalnya itu. “Selamat jalan sahabatku. Tuhan menyertaimu.” Keduanya pun berpisah haru.
Jemaat yang terkasih, kisah perpisahan yang menyedihkan dengan Benay di atas memberi kita pelajaran berharga. Janganlah kita berbantah-bantah terhadap sesuatu yang belum dapat kita pahami dengan tepat. Perbantahan yang tak pasti hanya akan menimbulkan fitnah dan penghakiman yang hanya akan melemahkan iman saudara kita yang masih belum matang. Marilah kita belajar mengambil sikap yang membangun iman, saling menguatkan, dan terpeliharanya suasana kasih Allah di antara kita. Akhirnya, marilah kita juga mengucapkan selamat jalan kepada Benay yang selama ini menemani perjalanan perenungan kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|