|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kesuksesan hidup yang sejati adalah bila kita bisa menyenangkan hati Bapa dengan melakukan segala sesuatu sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Sukses Kehidupan |
|
Sukses Kehidupan |
|
Sabtu, 18 Maret 2017 |
|
|
|
|
|
Sukses Kehidupan |
|
1 Korintus 10:23-33 |
|
|
|
|
|
|
Dalam perikop ini rasul Paulus menyampaikan suatu prinsip supaya orang percaya tidak melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan saudara seiman [yang masih belum dewasa rohani] menjadi bimbang atau menimbulkan syak dalam hati nuraninya. Diberi contoh dalam hal makan makanan yang disediakan oleh orang yang belum percaya. Prinsip tersebut adalah “segala sesuatu yang kita lakukan meskipun diperbolehkan [tidak melanggar hukum], tetapi belum tentu berguna dan membangun iman saudara seiman. Berarti kita harus dapat menahan diri demi kebaikan orang lain [Filipi 2:4].
Secara konkrit disimpulkan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” [ayat 31]. Melakukan sesuatu untuk kemuliaan Allah bukan sekedar menyanyi, memuji dan menyembah dengan lagu-lagu yang bersyair pujian dan penyembahan di dalam kebaktian. Tetapi harus diekspresikan dalam sikap dan perbuatan yang memberi nilai tinggi/menghormati Tuhan dalam gerak kehidupan sehari-hari.
Sukses kehidupan bagi seorang anak Tuhan adalah bila telah berusaha mempraktekkan prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya orang menga...selengkapnya » |
Dalam perikop ini rasul Paulus menyampaikan suatu prinsip supaya orang percaya tidak melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan saudara seiman [yang masih belum dewasa rohani] menjadi bimbang atau menimbulkan syak dalam hati nuraninya. Diberi contoh dalam hal makan makanan yang disediakan oleh orang yang belum percaya. Prinsip tersebut adalah “segala sesuatu yang kita lakukan meskipun diperbolehkan [tidak melanggar hukum], tetapi belum tentu berguna dan membangun iman saudara seiman. Berarti kita harus dapat menahan diri demi kebaikan orang lain [Filipi 2:4].
Secara konkrit disimpulkan, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” [ayat 31]. Melakukan sesuatu untuk kemuliaan Allah bukan sekedar menyanyi, memuji dan menyembah dengan lagu-lagu yang bersyair pujian dan penyembahan di dalam kebaktian. Tetapi harus diekspresikan dalam sikap dan perbuatan yang memberi nilai tinggi/menghormati Tuhan dalam gerak kehidupan sehari-hari.
Sukses kehidupan bagi seorang anak Tuhan adalah bila telah berusaha mempraktekkan prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya orang mengartikan sukses kehidupan berupa keberhasilan dalam studi, pekerjaan, karir, bisnis, rumah tangga. Untuk mencapai semua itu bisa mempertaruhkan segenap hidup tanpa batas. Bahkan sampai level tertentu terbelenggu oleh kuasa dunia, kuasa kegelapan [materialism, konsumerisme] dan melakukan praktek kehidupan yang merugikan orang lain.
Di lingkungan komunitas kristen kita kenal dengan istilah orang kristen duniawi, tidak setia kepada Tuhan karena mengabdi kepada Mamon [Yakobus 4:4]. Kita harus waspada supaya tidak membiarkan diri terbelenggu oleh pola pikir menjadikan berbagai fasilitas duniawi menjadi sumber kebahagiaan dan kehormatan diri.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|