|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Teladan hidup benar akan membawa dampak pada sesama
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Dkn. Rachmat Sugianto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Teladan Yang Sempurna |
|
Teladan Yang Sempurna |
|
Jumat, 02 Maret 2018 |
|
|
|
|
|
Teladan Yang Sempurna |
|
Markus 9:33-37 |
|
|
|
|
|
|
Suatu hari keponakan saya datang ke rumah. Dia masih berusia sekitar 5 tahun. Kebetulan pada waktu itu saya juga sedang berada di rumah karena hari libur. Seperti biasa kegiatan ketika hari libur adalah menghabiskan waktu untuk bersantai, bermain, dan bercanda dengan keponakan. Pas jam makan siang, saya dan keponakan segera mengambil makan. Sebelum makan seperti biasa, saya berdoa mengucap syukur atas berkat Tuhan. Setelah amin, keponakan saya bertanya, “kenapa berdoa?”, saya menjelaskan bahwa sebelum makan harus berdoa karena kita sudah diberi makanan oleh Tuhan, sehingga kita perlu berterima kasih. Dan mulai saat itu, dia belajar berdoa setiap kali hendak makan.
Hal di atas adalah sebuah keteladanan yang sangat kecil. Seperti kisah para murid yang memperebutkan siapa yang terbesar di antara mereka. Para murid gagal paham dan belum mengerti tentang keberadaan mereka sebagai seorang murid. Mereka tidak menyadari bahwa situasi pada waktu itu bukanlah waktu yang tepat untuk memperbincangkan siapa yang terbesar karena di perikop sebelumnya kita tahu bahwa Yesus memberitahukan akan penderitaan-Nya. Para murid lupa bahwa sebagai murid Yesus, bukan lagi masalah yang terbesar atau yang terkecil di antara mereka. Mereka lupa tugas utama mereka, yaitu melayani sesama. Y...selengkapnya » |
Suatu hari keponakan saya datang ke rumah. Dia masih berusia sekitar 5 tahun. Kebetulan pada waktu itu saya juga sedang berada di rumah karena hari libur. Seperti biasa kegiatan ketika hari libur adalah menghabiskan waktu untuk bersantai, bermain, dan bercanda dengan keponakan. Pas jam makan siang, saya dan keponakan segera mengambil makan. Sebelum makan seperti biasa, saya berdoa mengucap syukur atas berkat Tuhan. Setelah amin, keponakan saya bertanya, “kenapa berdoa?”, saya menjelaskan bahwa sebelum makan harus berdoa karena kita sudah diberi makanan oleh Tuhan, sehingga kita perlu berterima kasih. Dan mulai saat itu, dia belajar berdoa setiap kali hendak makan.
Hal di atas adalah sebuah keteladanan yang sangat kecil. Seperti kisah para murid yang memperebutkan siapa yang terbesar di antara mereka. Para murid gagal paham dan belum mengerti tentang keberadaan mereka sebagai seorang murid. Mereka tidak menyadari bahwa situasi pada waktu itu bukanlah waktu yang tepat untuk memperbincangkan siapa yang terbesar karena di perikop sebelumnya kita tahu bahwa Yesus memberitahukan akan penderitaan-Nya. Para murid lupa bahwa sebagai murid Yesus, bukan lagi masalah yang terbesar atau yang terkecil di antara mereka. Mereka lupa tugas utama mereka, yaitu melayani sesama. Yesus menggambarkan dengan anak kecil. Barangsiapa menyambut seorang anak di dalam nama Yesus, ia telah menyambut Yesus. Seorang anak tidak memusingkan siapa yang terbesar di antaranya. Seorang anak memberi gambaran bahwa ia tulus melakukan apa bagiannya. Para murid seharusnya berpikir bukan tentang dirinya sendiri, tetapi bagaimana kehidupan mereka berdampak, memberi teladan walaupun dipandang paling kecil. Karena melalui teladan tersebut orang lain dapat melihat tentang Kristus di dalam hidupnya.
Dari hal tersebut, mari kita belajar untuk meneladani sesuatu yang benar dari hal-hal yang kecil. Tuhan Yesus mengajarkan melalui perikop yang kita baca untuk menghilangkan gaya hidup yang berpusat pada diri sendiri. Seringkali rasa egois, haus akan kekuasaan dan posisi jabatan menjauhkan hidup kita dari Tuhan. Oleh sebab itu, mari kita belajar meneladani kehidupan yang paling sederhana. Sesuatu yang sederhana itu jika orang lain merasa terberkati dan tersentuh maka akan menjadi dampak yang luar biasa. Keteladanan berdoa yang hanya sederhana itu mampu memberikan dampak untuk melakukan hal yang serupa bahkan lebih dari pada itu.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|