|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Allah kita menyukai keteraturan, oleh karena itu mari kita hidup dalam keteraturan dalam segala hal. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Teratur |
|
Teratur |
|
Jumat, 24 Februari 2017 |
|
|
|
|
|
Teratur |
|
Kejadian 1:1-5; 1 Korintus 14:40 |
|
|
|
|
|
|
Sering kita mendengar kekaguman dari orang-orang yang pernah berkunjung di negara-negara maju. Salah satu kekaguman itu adalah pola hidup masyarakatnya yang teratur dalam segala hal. Teratur dalam berlalu lintas. Teratur dalam mengantri di loket. Disiplin dalam menjaga kebersihan. Disiplin waktu. Disiplin dalam mentaati peraturan dan lain sebagainya. Bagi kita yang belum berkesempatan berkunjung ke negara-negara seperti itu, cukup bisa membayangkan betapa nyamannya tinggal di sana. Meski pada kenyataannya belum tentu kita akan betah berlama-lama tinggal di negara asing.
Jika keteraturan membuat suasana menjadi nyaman, mengapa di masyarakat kita sulit menciptakannya? Main srobot mudah kita dapati di antrian perkantoran hingga dalam berlalu lintas. Buang sampah sembarangan di sungai-sungai kumuh hingga dari kaca-kaca jendela mobil pun bukan pemandangan yang tabu. “Jam karet” menjadi budaya yang diterima luas. Dipraktekkan dalam pertemuan-pertemuan awam hingga para pejabat pemerintah. Membayangkannya saja sudah bisa membuat kepala pusing. Apalagi jika mengalaminya setiap hari. Atau jangan-jangan kita sudah kebal den...selengkapnya » |
Sering kita mendengar kekaguman dari orang-orang yang pernah berkunjung di negara-negara maju. Salah satu kekaguman itu adalah pola hidup masyarakatnya yang teratur dalam segala hal. Teratur dalam berlalu lintas. Teratur dalam mengantri di loket. Disiplin dalam menjaga kebersihan. Disiplin waktu. Disiplin dalam mentaati peraturan dan lain sebagainya. Bagi kita yang belum berkesempatan berkunjung ke negara-negara seperti itu, cukup bisa membayangkan betapa nyamannya tinggal di sana. Meski pada kenyataannya belum tentu kita akan betah berlama-lama tinggal di negara asing.
Jika keteraturan membuat suasana menjadi nyaman, mengapa di masyarakat kita sulit menciptakannya? Main srobot mudah kita dapati di antrian perkantoran hingga dalam berlalu lintas. Buang sampah sembarangan di sungai-sungai kumuh hingga dari kaca-kaca jendela mobil pun bukan pemandangan yang tabu. “Jam karet” menjadi budaya yang diterima luas. Dipraktekkan dalam pertemuan-pertemuan awam hingga para pejabat pemerintah. Membayangkannya saja sudah bisa membuat kepala pusing. Apalagi jika mengalaminya setiap hari. Atau jangan-jangan kita sudah kebal dengan segala macam ketidakteraturan itu.
Tuan Joko Ndokondo berpikir keras tentang masalah ketidakteraturan. Di hadapan para pendengar setianya, ia berujar, “Allah kita suka dengan keteraturan.” Kitab pertama dalam Alkitab dimulai dengan tindakan Allah yang mengubah kondisi kacau-balau menjadi teratur. Digambarkan bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudra raya. Membayangkannya membuat bulu kuduk bergidik karena ngerinya kondisi sebelum Allah bertindak dalam karya penciptaan-Nya. Kehadiran Allah mengubah segalanya. Melalui Firman-Nya, diubahlah kondisi itu hari demi hari menjadi kian teratur dan indah. Dalam pada itu, ibadah kepada Allah yang dilakukan jemaat pun mesti dilaksanakan secara beradab, yaitu dalam sikap sopan dan teratur. “Jika Allah suka dengan keteraturan lalu bagaimana sikap kita?” tanya Tuan Joko Ndokondo. Belum sempat seorangpun berpikir untuk memberi tanggapan, tiba-tiba Tuan Joko Ndokondo sudah mendahului dengan anjuran khasnya: “Ssssttt…tt, jangan bilang siapa-siapa ya?” katanya menutup wejangan.
Jemaat yang terkasih, sudahkah kita hidup teratur? Teratur dalam merenungkan firman Tuhan. Teratur dalam waktu-waktu doa kita. Berdisiplin dalam berkarir dan berusaha. Berdisiplin dalam berlalu lintas dan bermasyarakat. Teratur dalam beribadah dan melayani Tuhan. Dan masih banyak lagi contoh keteraturan-keteraturan lainnya. Jika sudah, marilah kita tingkatkan. Sebaliknya bagi yang kurang atau belum, mulailah belajar dari diri sendiri. Ingat bahwa Allah kita menyukai keteraturan dan tentu Dia akan memberkati kita dalam upaya kita untuk hidup kian teratur bagi kemuliaan-Nya. [DDK]
Pokok Renungan:
Allah kita menyukai keteraturan, oleh karena itu mari kita hidup dalam keteraturan dalam segala hal.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|