|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jalanilah tahun 2017 dengan mengandalkan Tuhan, yaitu menekuk lutut dan merendahkan diri di hadapan-Nya. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tuhan Pengharapan Kita |
|
Tuhan Pengharapan Kita |
|
Senin, 16 Januari 2017 |
|
|
|
|
|
Tuhan Pengharapan Kita |
|
Yeremia 14:22; 17:7 |
|
|
|
|
|
|
Orang-orang memanggilnya Tuan Joko Ndokondo karena selalu mengakhiri pembicaraan dengan kata-kata “jangan bilang siapa-siapa ya”. Meski terkesan aneh, orang-orang senang mendengarkan obrolan-obrolan ringannya. Tak terkecuali di awal tahun 2017 ini. Beberapa orang tertarik untuk mengetahui ulasannya mengenai tahun ini. Mereka hanya ingin mendengar pendapatnya tanpa punya maksud memperlakukan Tuan Joko Ndokondo seperti seorang dukun sakti mandraguna. Dukun yang kini diperhalus menjadi paranormal sehingga terkesan tidak angker dan lebih modern. Bahkan ada yang menyebut lebih mentereng sebagai penasihat spiritual. Pada awal tahun seperti ini, para dukun laris manis meraup rejeki dari orang-orang yang sekedar butuh kepastian.
Apalagi kondisi tahun 2016 yang juga tidak lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Korupsi tak kunjung reda. Bahaya narkoba masih hasilkan korban-korban baru. Radikalisme agama dan intoleransi coba menghancurkan kebhinnekaan kita. Hantaman krisis ekonomi dunia tahun 2008 juga masih terasa dampaknya. Ancaman teroris terus mengintip menunggu peluang untuk melakukan aksi biadab. Dan berbagai bentuk kejahatan lainnya dan bencana alam mewarnai tahun yang sudah kita lalui itu. Kondisi tak stabil ini mendorong orang-orang, tak terkecuali para selebr...selengkapnya » |
Orang-orang memanggilnya Tuan Joko Ndokondo karena selalu mengakhiri pembicaraan dengan kata-kata “jangan bilang siapa-siapa ya”. Meski terkesan aneh, orang-orang senang mendengarkan obrolan-obrolan ringannya. Tak terkecuali di awal tahun 2017 ini. Beberapa orang tertarik untuk mengetahui ulasannya mengenai tahun ini. Mereka hanya ingin mendengar pendapatnya tanpa punya maksud memperlakukan Tuan Joko Ndokondo seperti seorang dukun sakti mandraguna. Dukun yang kini diperhalus menjadi paranormal sehingga terkesan tidak angker dan lebih modern. Bahkan ada yang menyebut lebih mentereng sebagai penasihat spiritual. Pada awal tahun seperti ini, para dukun laris manis meraup rejeki dari orang-orang yang sekedar butuh kepastian.
Apalagi kondisi tahun 2016 yang juga tidak lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Korupsi tak kunjung reda. Bahaya narkoba masih hasilkan korban-korban baru. Radikalisme agama dan intoleransi coba menghancurkan kebhinnekaan kita. Hantaman krisis ekonomi dunia tahun 2008 juga masih terasa dampaknya. Ancaman teroris terus mengintip menunggu peluang untuk melakukan aksi biadab. Dan berbagai bentuk kejahatan lainnya dan bencana alam mewarnai tahun yang sudah kita lalui itu. Kondisi tak stabil ini mendorong orang-orang, tak terkecuali para selebriti, pelaku bisnis, hingga para politisi datang ke para dukun pribadi mereka. Mereka minta diberi petunjuk sukses, “pegangan” atau setidaknya wejangan yang menentramkan hati dalam menapaki tahun yang baru.
Lalu apa kata Tuan Joko Ndokondo? Tahun 2017 masih menjadi tahun perjuangan bagi Indonesia dan dunia. Perjuangan untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut di atas dan mewujudkan pemerintahan yang sehat, kondisi ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat, dan kepribadian yang luhur. Menyikapi hal ini orang-orang percaya dilarang mengandalkan dukun atau jutawan atau penguasa sekalipun. Orang-orang percaya dipanggil untuk mengandalkan TUHAN dan menaruh harapan pada-NYA. Sebab TUHAN sajalah penguasa sejati, pencipta jagad raya, dan yang memegang hidup setiap orang. Mengandalkan dan berharap pada TUHAN berarti kita siap menapaki tahun 2017 dengan berani menghadapi tantangan dan percaya pada kuat kuasa TUHAN yang menyertai kita. Dan lagi-lagi “Stttt....tt, jangan bilang siapa-siapa ya?” kata Tuan Joko Ndokondo mengakhiri perkataannya.
Jemaat yang terkasih, janganlah dilemahkan oleh kondisi yang belum membaik. Janganlah kita terlalu takut dan kuatir. Tetapi marilah berlutut dan merendahkan diri di kaki TUHAN. Berdoalah! Andalkan TUHAN dalam hidup kita! Sebab DIA-lah TUHAN pengharapan kita. Dan jalanilah hidup dengan berani dan penuh sukacita!
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|