Pada ayat ini Paulus menyatakan bahwa panggilan Allah adalah untuk memberitakan Injil. Namun apa yang Paulus maksudkan dengan “Injil”, yaitu realitas penebusan di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kita cenderung menempatkan pengudusan sebagai tujuan pemberitaan kita. Paulus mengacu pada pengalaman-pengalaman pribadi hanya sebagai ilustrasi, tidak pernah sebagai tujuan akhir. Kita tidak ditugaskan untuk memberitakan keselamatan atau pengudusan. Kita diamanatkan untuk meninggikan Yesus Kristus [lihat Yohanes 12:32]. Tidaklah adil untuk mengatakan bahwa Yesus Kristus bekerja dalam penebusan untuk membuat saya menjadi orang kudus. Yesus Kristus berjerih lelah dalam penebusan untuk menebus seluruh dunia dan meletakkannya secara utuh di hadapan tahta Allah. Fakta kita mengalami penebusan menunjukkan kuasa dari realitas penebusan itu, tetapi pengalaman tersebut hanyalah hasil sampingan bukan tujuan akhir dari penebusan.
Seandainya Allah adalah manusia, tentu betapa bosannya Dia mendengar permintaan kita. Yang terus menerus memohon diselamatkan dari sesuatu yang semuanya mengacu untuk kita sendiri. Namun ketika kita menyen...selengkapnya »
Pada ayat ini Paulus menyatakan bahwa panggilan Allah adalah untuk memberitakan Injil. Namun apa yang Paulus maksudkan dengan “Injil”, yaitu realitas penebusan di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Kita cenderung menempatkan pengudusan sebagai tujuan pemberitaan kita. Paulus mengacu pada pengalaman-pengalaman pribadi hanya sebagai ilustrasi, tidak pernah sebagai tujuan akhir. Kita tidak ditugaskan untuk memberitakan keselamatan atau pengudusan. Kita diamanatkan untuk meninggikan Yesus Kristus [lihat Yohanes 12:32]. Tidaklah adil untuk mengatakan bahwa Yesus Kristus bekerja dalam penebusan untuk membuat saya menjadi orang kudus. Yesus Kristus berjerih lelah dalam penebusan untuk menebus seluruh dunia dan meletakkannya secara utuh di hadapan tahta Allah. Fakta kita mengalami penebusan menunjukkan kuasa dari realitas penebusan itu, tetapi pengalaman tersebut hanyalah hasil sampingan bukan tujuan akhir dari penebusan.
Seandainya Allah adalah manusia, tentu betapa bosannya Dia mendengar permintaan kita. Yang terus menerus memohon diselamatkan dari sesuatu yang semuanya mengacu untuk kita sendiri. Namun ketika kita menyentuh fondasi realitas Injil Allah, kita tidak akan pernah menyusahkanNya dengan masalah pribadi kita yang sepele.
Satu-satunya hasrat hidup Paulus adalah memproklamirkan Injil Allah yaitu Yesus Kristus. Ia menerima kesedihan hati keraguan, ditolak, dipenjara bahkan penganiayaan hanya untuk satu alasan. Memberitakan Injil Allah.