|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengetahuan berkepala dingin. [Amsal 17:27] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ujaran Kebencian |
|
Ujaran Kebencian |
|
Kamis, 02 Februari 2017 |
|
|
|
|
|
Ujaran Kebencian |
|
Yakobus 3:5 |
|
|
|
|
|
|
Menjamurnya media sosial seperti facebook, bbm, twitter, whatsApp, dan lain sebagainya semakin menegaskan era keterbukaan informasi. Setiap orang bukan hanya bisa dengan mudah mengakses informasi, tetapi juga bisa mengemukakan buah pikirannya secara terbuka dan itu bisa disimak oleh banyak orang. Di satu sisi mendatangkan manfaat besar, tetapi di sisi lain telah membawa dampak negatif yang tidak bisa dipandang enteng dan dikesampingkan. Salah satunya adalah ujaran kebencian atau hate speech.
Media sosial telah dijadikan kendaraan oleh banyak orang untuk menyerang dan menjatuhkan; untuk memprovokasi dan menghasut; untuk menghina dan merendahkan individu atau kelompok lain baik melalui perkataan, perilaku, tulisan, gambar, ataupun unggahan video, sehingga dapat memicu munculnya prasangka buruk dan terjadinya tindak kekerasan.
Salah satunya firman Tuhan mengingatkan kita bahwa perkataan yang tidak dikendalikan akan mengakibatkan kerusakan hebat. Lidah digambarkan seperti api. Api kecil jika tidak dikendalikan bisa membakar hutan yang luas. Ucapan yang tidak bijak; komentar yang diwarnai kebencian; hasutan dan sejeni...selengkapnya » |
Menjamurnya media sosial seperti facebook, bbm, twitter, whatsApp, dan lain sebagainya semakin menegaskan era keterbukaan informasi. Setiap orang bukan hanya bisa dengan mudah mengakses informasi, tetapi juga bisa mengemukakan buah pikirannya secara terbuka dan itu bisa disimak oleh banyak orang. Di satu sisi mendatangkan manfaat besar, tetapi di sisi lain telah membawa dampak negatif yang tidak bisa dipandang enteng dan dikesampingkan. Salah satunya adalah ujaran kebencian atau hate speech.
Media sosial telah dijadikan kendaraan oleh banyak orang untuk menyerang dan menjatuhkan; untuk memprovokasi dan menghasut; untuk menghina dan merendahkan individu atau kelompok lain baik melalui perkataan, perilaku, tulisan, gambar, ataupun unggahan video, sehingga dapat memicu munculnya prasangka buruk dan terjadinya tindak kekerasan.
Salah satunya firman Tuhan mengingatkan kita bahwa perkataan yang tidak dikendalikan akan mengakibatkan kerusakan hebat. Lidah digambarkan seperti api. Api kecil jika tidak dikendalikan bisa membakar hutan yang luas. Ucapan yang tidak bijak; komentar yang diwarnai kebencian; hasutan dan sejenisnya berpotensi merusak segalanya. Yang semula satu bisa menjadi terpecah belah. Yang semula damai berubah menjadi bertikai. Yang awalnya rukun ganti menjadi bermusuhan. Bukankah itu yang sedang marak terjadi di masyarakat kita; di bangsa kita. Ujaran kebencian telah merubah sebagian wajah bangsa ini yang sebenarnya guyub, rukun, ramah, dan damai.
Kita sebagai gereja harus belajar dari apa yang terjadi di masyarakat kita. Setiap orang percaya harus menyadari bahaya besar akibat ujaran kebencian. Karena itu setiap pribadi harus mengendalikan diri dalam berujar, berpendapat, berkomentar, dan menanggapi sesuatu. Jika ada ketidaksetujuan, ungkapkan dan diskusikan hal itu dengan cermat dan wajar. Jika ada perbedaan, suarakan dengan sikap saling hormat. Jika ada perselisihan, alangkah bijaknya jika pihak yang berselisih duduk bersama menyelesaikan dengan sikap dewasa. Juga apa yang seharusnya ada di ruang privat tidak perlu dibawa ke ruang publik.
Jemaat yang terkasih, mari kita menangkal maraknya ujaran kebencian dengan mengedepankan komunikasi yang dewasa yang dilandasi sikap saling menghormati, mampu menguasai diri, dan dalam koridor kesopanan. Dengan budaya ini, kita akan semakin memperkuat semangat kesatuan, kerukunan, dan kedamaian sebagai satu keluarga Allah.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|