|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Orang yang serakah suatu saat akan tersandung dengan keserakahanya sendiri. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ulat Yang Serakah |
|
Ulat Yang Serakah |
|
Sabtu, 27 Mei 2017 |
|
|
|
|
|
Ulat Yang Serakah |
|
Kolose 3:5-6 |
|
|
|
|
|
|
Pertengahan Desember 2002 ada pemandangan yang aneh di wilayah Kelapa Gading, Jakarta. Pohon-pohon angsana yang tumbuh di sepanjang pinggir jalan, daun-daunnya pada hilang sehingga pohon itu hanya tinggal ranting-rantingnya saja. Hal ini terjadi karena ada banyak sekali ulat pemakan daun yang besarnya setengah tusuk gigi. Ulat ini memakan habis semua daun yang hijau tanpa menyisakan sedikitpun. Akibat dari kerakusannya sendiri si ulat kehilangan tempat perlindungannya. Sekarang si ulat langsung terkena panas terik sinar matahari yang menyebabkan banyak dari ulat-ulat itu yang berjatuhan ke jalan dan akhirnya mati. Juga, karena tidak ada pelindungnya maka ketika hujan turun, si ulat tidak dapat berlindung di balik daun, akhirnya ia jatuh ke aspal jalan dan mati. Keserakahan si ulat telah membawa bencana yang besar atas dirinya.
Seringkali karena keserakahan kita, tanpa disadari kita merusak diri sendiri. Kita mencoba dan berusaha untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya, makan sepuas-puasnya dan mereguk berbagai kesenangan tetapi tanpa kita sadari kita sudah mengorbankan kesehatan kita, keluarga kita bahkan orang-orang yang kita kasihi. Karena bekerja siang dan malam, kita tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan anak-anak yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang orangtua, akhirnya mereka terlibat pemakaian narkoba, sex bebas dan kejahatan-k...selengkapnya » |
Pertengahan Desember 2002 ada pemandangan yang aneh di wilayah Kelapa Gading, Jakarta. Pohon-pohon angsana yang tumbuh di sepanjang pinggir jalan, daun-daunnya pada hilang sehingga pohon itu hanya tinggal ranting-rantingnya saja. Hal ini terjadi karena ada banyak sekali ulat pemakan daun yang besarnya setengah tusuk gigi. Ulat ini memakan habis semua daun yang hijau tanpa menyisakan sedikitpun. Akibat dari kerakusannya sendiri si ulat kehilangan tempat perlindungannya. Sekarang si ulat langsung terkena panas terik sinar matahari yang menyebabkan banyak dari ulat-ulat itu yang berjatuhan ke jalan dan akhirnya mati. Juga, karena tidak ada pelindungnya maka ketika hujan turun, si ulat tidak dapat berlindung di balik daun, akhirnya ia jatuh ke aspal jalan dan mati. Keserakahan si ulat telah membawa bencana yang besar atas dirinya.
Seringkali karena keserakahan kita, tanpa disadari kita merusak diri sendiri. Kita mencoba dan berusaha untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya, makan sepuas-puasnya dan mereguk berbagai kesenangan tetapi tanpa kita sadari kita sudah mengorbankan kesehatan kita, keluarga kita bahkan orang-orang yang kita kasihi. Karena bekerja siang dan malam, kita tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan anak-anak yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang orangtua, akhirnya mereka terlibat pemakaian narkoba, sex bebas dan kejahatan-kejahatan lainnya.
Firman Tuhan menempatkan keserakahan sejajar dengan percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan penyembahan berhala yang harus dimatikan dalam kehidupan orang percaya. Orang yang serakah akan dimurkai Allah. Bahkan dalam Efesus 5:5 dikatakan, ’Tidak ada orang serakah yang mendapat bagian di dalam kerajaan Kristus dan Allah.’ Oleh karena itu, jangan kita menganggap sifat serakah itu adalah suatu hal yang kecil. Buanglah segala keserakahan dari dalam hidup kita. [APC]
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|