|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Apa yang kita anggap berharga mungkin menjadi ilah bagi kita.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mengasihi Allah |
|
Mengasihi Allah |
|
Rabu, 06 Februari 2019 |
|
|
|
|
|
Mengasihi Allah |
|
Matius 6:24 |
|
|
|
|
|
|
Selama kita masih hidup di dunia ini pasti akan mengalami banyak godaan yang silih berganti datangnya. Godaan itu bisa saja berupa hal materi, kekuasaan dan banyak hal lainnya. Memiliki materi dan kekuasaan tidaklah salah tentunya. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, bisakah kita bertanggungjawab secara benar kepada Tuhan untuk setiap materi dan kekuasaan yang di dapat. Atau jangan-jangan semua hal itu malah menjadikan hidup kita jauh dari Tuhan.
Hubungan Allah dan manusia itu bersifat convenantal, artinya manusia hidup untuk menyatakan kemuliaan Allah, dan hidup untuk menyembah Allah serta bertanggungjawab kepada Allah. Itulah arti menyembah Allah jika hidup kita betul-betul menyatakan kemuliaan-Nya. Tapi yang terjadi adalah banyak orang sesungguhnya tidak sedang menyembah Allah melainkan menyembah kepada sesuatu yang bukan Allah. Ilah palsu itu bukan hanya yang terlihat seperti harta, kekuasaan, jabatan. Namun, bisa saja ilah itu adalah harga diri kita, rasa nyaman, hubungan, pelayanan atau bahkan allah yang kita ciptakan sendiri dalam pikiran kita, misalnya allah yang selalu mengasihi tanpa pernah menghukum, allah yang selalu memberkati materi saja. Tanpa d...selengkapnya » |
Selama kita masih hidup di dunia ini pasti akan mengalami banyak godaan yang silih berganti datangnya. Godaan itu bisa saja berupa hal materi, kekuasaan dan banyak hal lainnya. Memiliki materi dan kekuasaan tidaklah salah tentunya. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, bisakah kita bertanggungjawab secara benar kepada Tuhan untuk setiap materi dan kekuasaan yang di dapat. Atau jangan-jangan semua hal itu malah menjadikan hidup kita jauh dari Tuhan.
Hubungan Allah dan manusia itu bersifat convenantal, artinya manusia hidup untuk menyatakan kemuliaan Allah, dan hidup untuk menyembah Allah serta bertanggungjawab kepada Allah. Itulah arti menyembah Allah jika hidup kita betul-betul menyatakan kemuliaan-Nya. Tapi yang terjadi adalah banyak orang sesungguhnya tidak sedang menyembah Allah melainkan menyembah kepada sesuatu yang bukan Allah. Ilah palsu itu bukan hanya yang terlihat seperti harta, kekuasaan, jabatan. Namun, bisa saja ilah itu adalah harga diri kita, rasa nyaman, hubungan, pelayanan atau bahkan allah yang kita ciptakan sendiri dalam pikiran kita, misalnya allah yang selalu mengasihi tanpa pernah menghukum, allah yang selalu memberkati materi saja. Tanpa disadari sedang menciptakan allah kita sendiri. Natur ilah palsu adalah membuat kita tidak hidup bagi Allah, sehingga pusat hidup kita berada pada ilah palsu tersebut. Orang yang menjadikan harta sebagai ilah palsu pasti akan mengejar harta seumur hidupnya dan tidak akan puas. Matius 6:24 disebutkan bahwa tidak mungkin bisa mengabdi kepada dua tuan. Itu artinya jika kita mengabdi kepada ilah tertentu maka kita tidak mungkin bisa taat kepada Allah. Maka dari itu kita harus kembali kepada Allah, mengasihi Allah dengan segenap hati dan pikiran kita. supaya kita tidak diperbudak oleh keinginan duniawi yang tidak ada habisnya.
Mari kita menjadi murid Kristus yang tidak mudah diperdaya oleh ilah lain. Melainkan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Allah yang berdaulat atas hidup kita. Ilah lain menjanjikan apa yang tidak bisa dipenuhi. Tetapi Allah kita mampu melakukan pekerjaan ajaib melampaui segala sesuatu. Oleh karena itu mari kita mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh supaya kita tidak terlena oleh keinginan dunia yang dapat menjauhkan kita dari kasih Allah.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|