|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kasih itu bukan berasal dari dunia. Penerapannya harus dengan ukuran Tuhan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Topeng Penampilan |
|
Topeng Penampilan |
|
Rabu, 20 November 2019 |
|
|
|
|
|
Topeng Penampilan |
|
Yakobus 2:1-13 |
|
|
|
|
|
|
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk.melayani [Mat 20;28]. Banyak orang Kristen berusaha mempraktikkan hidup seperti yang Tuhan Yesus teladankan dalam hidup ini. Melayani, ya... melayani! Jadi pelayan Tuhan dalam kehidupan sehari hari maupun dalam hidup berjemaat. Pertanyaannya, melayani yang seperti apa? Jadi pelayan yang bagaimana?
Dunia cenderung mengukur manusia berdasarkan penampilan. Jika seseorang berpenampilan baik, ia dianggap orang baik. Namun penampilan dapat mengecoh, tidak sedikit orang yang menipu dengan bertopeng penampilan keren. Orang sering menyebutnya sebagai ’penjahat berdasi’. Dengan demikian, tidaklah cukup menilai seseorang berdasarkan penampilannya saja.
Dalam pelayanan Kristen, kita juga masih banyak memakai ukuran duniawi. Ada yang digolongkan sebagai kaum elite, kalangan atas yang mendapatkan prioritas khusus dalam pelayanan.
Yakobus mengingatkan kita, orang percaya untuk menjauhi sikap itu. Sikap hati yang membeda...selengkapnya » |
Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk.melayani [Mat 20;28]. Banyak orang Kristen berusaha mempraktikkan hidup seperti yang Tuhan Yesus teladankan dalam hidup ini. Melayani, ya... melayani! Jadi pelayan Tuhan dalam kehidupan sehari hari maupun dalam hidup berjemaat. Pertanyaannya, melayani yang seperti apa? Jadi pelayan yang bagaimana?
Dunia cenderung mengukur manusia berdasarkan penampilan. Jika seseorang berpenampilan baik, ia dianggap orang baik. Namun penampilan dapat mengecoh, tidak sedikit orang yang menipu dengan bertopeng penampilan keren. Orang sering menyebutnya sebagai ’penjahat berdasi’. Dengan demikian, tidaklah cukup menilai seseorang berdasarkan penampilannya saja.
Dalam pelayanan Kristen, kita juga masih banyak memakai ukuran duniawi. Ada yang digolongkan sebagai kaum elite, kalangan atas yang mendapatkan prioritas khusus dalam pelayanan.
Yakobus mengingatkan kita, orang percaya untuk menjauhi sikap itu. Sikap hati yang membeda-bedakan orang seperti itu dianggap jahat [ay 4]. Sebaliknya kita mengamalkan iman kristiani dengan mengasihi secara tidak pandang bulu. Bukankah Tuhan Yesus sudah nemilih orang yang dianggap miskin menurut ukuran duniawi untuk sama-sama menjadi ahli waris kerajaan yang dijanjikanNya ? [ay 5]
Kita mengasihi sesama antara lain dengan berbuat baik kepada mereka [ay 8]. Kita mengasihi dan melayani tanpa memilah dan memilih, dengan menyadari bahwa setiap orang adalah kepunyaan Allah sebagaimana diri kita sendiri [ay 7]. Dan kasih itu sendiri bersumber dari Allah. Karena itu seharusnya kita sadar seperti Petrus yang nemahami bahwa Allah dalam mengasihi manusia tudak mrmbedakan orang [KPR 10:34]. Mari kita belajar mengasihi dan melayani orang tanpa pamrih dan tidak memandang muka, jika tidak, kita terhitung orang yang nelakukan pelanggaran hukum Tuhan [ay 9]. Tindakan kasih kita hanya seperti topeng.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|